Kamis, 25 Desember 2008

Sejarah Hidup MuhammadIBRAHIM DAN ISTERI-ISTERI NABI (3/3) "Rabah, mintakan aku ijin kepada Rasulullah s.a.w. Kukira dia sudah menduga kedatanganku ini ada hubungannnya dengan Hafsha. Sungguh, kalau dia menyuruh aku memenggal leher Hafsha, akan kupenggal." Sekali ini Nabi memberi ijin dan Umar pun masuk. Bila ia sudah duduk dan membuang pandang ke sekeliling tempat itu, ia menangis. "Apa yang membuat engkau menangis, Ibn'l-Khattab?" tanya Muhammad. Yang membuatnya menangis ialah melihat tikar tempat Nabi berbaring itu sampai membekas di rusuknya, dan bilik sempit yang tiada berisi apa-apa selain segenggam gandum, kacang-kacangan5 dan kulit yang digantungkan. Setelah oleh Umar disebutkan apa yang telah menyebabkannya menangis itu dan Nabi mengatakan perlunya meninggalkan kehidupan duniawi, ia pun mulai kembali tenang. Kemudian kata Umar: "Rasulullah, apa yang menyebabkan tuan tersinggung karena para isteri itu. Kalau mereka itu tuan ceraikan, niscaya Tuhan di sampingmu, demikian juga para malaikat - Jibril dan Mikail - juga saya, Abu Bakr, dan semua orang-orang beriman berada di pihakmu." Kemudian ia terus bicara dengan Nabi sehingga bayangan kemarahannya berangsur hilang dari wajahnya dan ia pun tertawa. Setelah Umar melihat hal ini lalu diceritakannya keadaan Muslimin yang di mesjid serta apa yang mereka katakan, bahwa Nabi telah menceraikan isteri-isterinya. Dengan adanya keterangan dari Nabi bahwa ia tidak menceraikan mereka, ia minta ijin akan mengumumkan hal inikepada orang-orang yang sekarang masih tinggal di mesjid menunggu. Ia pergi ke mesjid, dan dengan suara keras ia berkata kepada mereka: "Rasulullah - s.a.w. - tidak menceraikan isterinya."Sehubungan dengan peristiwa inilah ayat-ayat suci ini turun: "Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan sesuatu yang oleh Tuhan dihalalkan untukmu; hanya karena engkau ingin memenuhi segala yang disenangi para isterimu? Dan Allah jua Maha Pengampun dan Penyayang. Tuhan telah mewajibkan kamumelepaskan sumpah kamu itu. Dan Tuhan jua Pelindungmu, Dia mengetahui dan Bijaksana." Tatkala Nabi membisikkan cerita itu kepada salah seorang isterinya, maka bila ia (isteri) itu mengumumkan hal tersebut dan Tuhan mengungkapkan hal itu kepadanya, sebagian diterangkannya dan yang sebagian lagi tidak. Bila hal itu kemudian disampaikan kepada isterinya, ia bertanya: "Siapa yang mengatakan itu kepadamu?" Ia menjawab: "Yang mengatakan itu kepadaku Allah Yang Maha mengetahui. Kalau kamu berdua mau bertaubat kepada Allah maka hatimu sudah sudi menerima. Tetapi kalau kamu berdua bantu-membantu menyusahkannya, maka Tuhanlah Pelindungnya; demikian juga Jibril dan setiap orang baik-baik di kalangan orang-orang beriman; di samping itu para malaikat juga jadi penolongnya. Jika ia menceraikan kamu, boleh jadi Tuhan memberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kamu - yang berserah diri, yang beriman, berbakti dan bertaubat, yang rendah hati beribadat dan berpuasa, janda-janda atau perawan." (Qur'an, 66: 1-5) Dengan demikian peristiwa itu selesai. Isteri-isteri Nabi kembali sadar, dan dia pun kembali kepada mereka setelah mereka benar-benar bertaubat, menjadi manusia yang rendah hati beribadat dan beriman. Kehidupan rumahtangganya sekarang kembali tenang, yang memang demikian diperlukan oleh setiap manusia yang sedang melaksanakan suatu beban besar yang ditugaskan kepadanya. Apa yang sudah saya ceritakan tentang Muhammad yang sudah meninggalkan isteri-isterinya dan menyuruh mereka supaya memilih, peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudah ditinggalkan serta beberapa kejadian yang sebelum itu dan akibatnya, menurut hemat saya itulah cerita yang sebenarnya mengenai sejarah kejadian ini. Cerita ini saling menguatkan satu sama lain, seperti yang ada dalamkitab-kitab tafsir dan kitab-kitab hadis. Demikian juga adanya keterangan-keterangan di sana-sini mengenai diri Muhammad dan isteri-isterinya dalam pelbagai buku biografi itu. Sungguhpun begitu tiada sebuah juga buku-buku sejarah itu yang membawa peristiwa ini atau mengemukakan peristiwa-peristiwa sebelumnya serta kesimpulan-kesimpulan yang diambilnya seperti yang saya kemukakan dalam buku ini.Dalam menghadapi kejadian seperti ini oleh buku-buku sejarah Nabi itu kebanyakan dilewati begitu saja tanpa ditelaah lebih lanjut; seolah-olah ini dilihatnya sebagai barang yang kesat dipegang dan takut sekali mendekatinya. Ada lagi yang menelaah soal madu dan maghafir, tanpa sepatah kata juga menyebut-nyebut soal Hafsha dan Maria. Sebaliknya oleh pihak Orientalis - soal Hafsha dan Maria, soal Hafsha yang membuka rahasia kepada Aisyah - hal yang dijanjikan kepada Nabi akan dirahasiakan - dijadikannya pangkal sebab semua kejadian itu. Dengan demikian mereka berusaha hendak menambah hal-hal baru untuk meyakinkan pembacanya tentang diri Nabi, bahwa dia laki-laki yang senang kepada wanita dengan cara yang tidak bersih. Menurut hemat saya, penulis-penulis sejarah dari kalangan Muslimin sendiri tidak punya alasan akan mengabaikan kejadian-kejadian ini dengan segala artinya yang sangat dalam itu seperti sudah sebagian kita kemukakan soalnya. Sedang pihak Orientalis, yang dalam hal ini sudah terpengaruh oleh nafsu ke-kristenannya, mereka sudah menyalahi cara-cara penelitian sejarah. Terhadap siapa pun lepas dari orang besar seperti Muhammad - kritik sejarah yang murni tidak dapat menerima bahwa pengungkapan Hafsha kepada Aisyah karena ia telah menemui suaminya dalam rumahnya dengan hamba sahayanya yang sudah menjadi haknya itu dan dengan demikian ia halal baginya - akan dijadikan suatu sebab kenapa Muhammad sampai meninggalkan semua isteri selama sebulan penuh, serta mengancam mereka semua akan diceraikan. Juga kritik sejarah yang murni tidak dapat menerima bahwa cerita madu itu telah juga dijadikan sebab adanya perpisahan dan ancaman itu. Apabila orang itu orang besar seperti Muhammad, lemah-lembut seperti Muhammad, berlapang dada, tahan menderita, orang berwatak dengan segala sifat-sifat yang ada pada Muhammad, yang sudah sepakat diakui pula oleh semua penulis sejarah hidupnya, maka menggambarkan salah satu dari kedua peristiwa itu an sich sebagai sebab ia memisahkan diri dan mengancam hendak menceraikan isteri, adalah suatu hal yang kebalikannya, jauh daripada suatu cara kritik sejarah.Sebaliknya, kritik yang akan dapat diterima orang dan sejalan pula dengan logika sejarah ialah apabila peristiwa-peristiwa itu mengikuti jejak yang sebenarnya, yang akan membawa kepada kesimpulankesimpulan yang sudah pasti tidak bisa lain akan ke sana. Maka dengan demikian ia akan menjadi masalah biasa, masuk akal dan secara ilmiah dapat diterima. Dan apa yang sudah kita lakukan ini menurut hemat saya adalah langkah yang wajar dalam peristiwa itu, yakni yang sesuai dengan kebijaksanaan Muhammad, dengan segala kebesarannya, keteguhan hati serta pandangannya yang jauh. Ada beberapa Orientalis yang juga bicara tentang ayat-ayat yang turun pada permulaan Surah At-Tahrim (66) seperti yang sudah saya kutip itu. Disebutkannya bahwa semua kitab-kitab suci di Timur tidak ada yang menyebut-nyebut peristiwa rumahtangga dengan cara semacam itu. Rasanya tidak perlu kita mengatakan lagi apa yang tersebut dalam kitab-kitab suci itu semua - termasuk Qur'an di antaranya tentang masyarakat Lut dengan segala cacat mereka, di samping bagaimana mereka mendebat dua malaikat tamu Lut itu serta tentang apa yang disebutkan dalam kitab-kitab suci itu tentang isteri Lut, dan bahwa dia termasuk orang yang tertinggal di belakang. Bahkan Taurat (Perjanjian Lama) membawa cerita tentang Lut dan dua anaknya yang perempuan ketika mereka memberikan minuman anggur kepada bapanya sehingga dua malam berturut-turut ia mabuk, dengan maksud supaya dapat berseketiduran dengan anak itu masing-masingdan dengan demikian supaya beroleh keturunan, karena dikuatirkan keluarga Lut kelak akan punah, setelah Tuhan menurunkan bencana kepada mereka itu. Sebabnya maka semua kitab suci membuat kisah-kisah para rasul serta apa yang mereka lakukan dan segala apa yang terjadi, ialah sebagai suri teladan bagi umat manusia. Banyak sekali kisah-kisah demikian dalam Qur'an. Tuhan menyampaikan kisah-kisah yang baik sekali kepada Rasul. Sedang Qur'an bukan hanya diturunkan kepada Muhammad, melainkan kepada seluruh umat manusia. Muhammad adalahseorang nabi dan seorang rasul, sebelum dia pun telah banyak rasul-rasul lain yang dibawakan kisahnya dalam Qur'an. Kalau Qur'an menyampaikan berita-berita tentang Muhammad dan menyangkut pula kehidupan pribadinya yang perlu menjadi contoh buat kaum Muslimin dan teladan yang baik pula, serta memberi isyarat tentang arti dalam tindakan dan kebijaksanaannya itu, maka kisah-kisah para nabi yang terdapat dalam Qur'an itu samasekali tidak berarti keluar daripada apa yang terdapat dalam kitab-kitab suci lain. Apabila kita mengatakan, bahwa masalah Muhammad meninggalkan isterinya itu bukan sebab yang berdiri sendiri di samping sebab-sebab lain yang telah menimbulkan cerita itu, juga bukan karena Hafsha bercerita kepada Aisyah apa yang dilakukan Muhammad dengan Maria - suatu hal yang memang patut dilakukan oleh setiap laki-laki terhadap isterinya atau siapa saja yang menjadi miliknya yang sah - orang akan melihat, bahwa tinjauan yang dikemukakan oleh beberapa Orientalis itu, dari segi kritik sejarah samasekali tidak dapat dibenarkan, juga tidak pula sejalan dengan apa yang ada dalam kitab-kitab suci sehubungan dengan kisah-kisah dan kehidupan para nabi itu.Catatan kaki: 1) Ka'b ibn Zuhair seorang penyair kenamaan hidup dalam masa paganisma dan Islam. Ayahnya, Zuhair b. Abi Sulma, salah seorang penyair Mu'allaqat (lihat halaman 63 jilid satu). Sajak ini panjang, dan terkenal sekali, dimulai dengan melukiskan kekasihnya, Su'ad. Kemudian dilukiskannya betapa kagumnya ia kepada Rasul, yang baru dijumpainya itu, karena telah memaafkannya. Padahal sebelum itu, dengan sajak-sajaknya ia mengejek dan memaki-makinya. Di samping itu Rasul bahkan membuka mantelnya (burda) dan dibenkannya kepada Ka'b. Serangkum puisi yang indah ini sebenarnya hidup sampai sekarang dengan beberapa adaptasi, antara lain melalui Bushiri (lihat halaman xxiii) dan penyair Ahmad Syauqi (1868-1932), penyair Mesir kenamaan, dan yang juga dijadikan tema dalam beberapa komposisi musik Mesir kontemporer (A). 2) Diberi julukan demikian, konon karena dia terkenal sebagai penunggang kuda yang mahir. Dia juga penyair, orator, pemberani dan pemurah (A).3) Demikian menurut Muslim, tapi berlainan dengan Tabari, yang memaparkan isteri-isteri Umar yang bernama Bint Kharija, dan dalam (Ruh'l-Ma'ani: 'kalau tuan melihat Bint Zaid É' dst.4) Maghafir jamak mighfar, ialah getah yang dihasilkan dari pohon 'urfut, rasanya manis dan baunya tidak sedap. 'Urfut sebangsa pohon paku yang mengeluarkan getah berbau tidak sedap, yang bila diisap oleh lebah menghasilkan madu yang sama baunya. (LA) TerJemahannya yang persis dalam kata Indonesia belum tersua. Mungkin pohon ini termasuk jenis paku atau akasia (A).5) qaraz kacang-kacangan dari sejenis pohon paku (acacia nilotica?)







Kisah Nabi Adam a.s.
Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya,menciptakan langit dengan mataharinya,bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yangdiciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya.
Kekhuatiran Para Malaikat.
Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu,disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari.Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:"Wahai Tuhan kami!Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami,padahal kami selalu bertasbih,bertahmid,melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya,sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,nescaya akan bertengkar satu dengan lain,akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya,sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."
Allah berfirman,menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
"Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah,karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya."
Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat,kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurnaIblis Membangkang.
Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain,yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya.Iblis merasa dirinya lebih mulia,lebih utama dan lebih agung dari Adam,karena ia diciptakan dari unsur api,sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain,walaupun diperintah oleh Allah.
Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku? "Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dari api dan menciptakannya dari lumpur."Karena kesombongan,kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan,maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pd.dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka.Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat.Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu,bahkan sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam,sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat,dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat,mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh.
Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu:
"Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka.Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah."
Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda.
Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi,maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta,kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya:"Cubalah sebutkan bagi-Ku nama benda-benda itu,jika kamu benar merasa lebih mengetahui dan lebih mengerti dari Adam."
Para malaikat tidak berdaya memenuhi tentangan Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka.Mereka mengakui ketidak-sanggupan mereka dengan berkata:"Maha Agung Engkau! Sesungguhnya kami tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu kecuali apa yang Tuhan ajakan kepada kami.Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana."
Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama itu kepada para malaikat dan setelah diberitahukan oleh Adam,berfirmanlah Allah kepada mereka:"Bukankah Aku telah katakan padamu bahawa Aku mengetahui rahsia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan." Adam Menghuni Syurga.
Adam diberi tempat oleh Allah di syurga dan baginya diciptakanlah Hawa untuk mendampinginya dan menjadi teman hidupnya,menghilangkan rasa kesepiannya dan melengkapi keperluan fitrahnya untuk mengembangkan keturunan. Menurut cerita para ulamat Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam yang disebelah kiri diwaktu ia masih tidur sehingga ketika ia terjaga,ia melihat Hawa sudah berada di sampingnya.ia ditanya oleh malaikat:"Wahai Adam! Apa dan siapakah makhluk yang berada di sampingmu itu?"
Berkatalah Adam:"Seorang perempuan."Sesuai dengan fitrah yang telah diilhamkan oleh Allah kepadanya."Siapa namanya?"tanya malaikat lagi."Hawa",jawab Adam."Untuk apa Tuhan menciptakan makhluk ini?",tanya malaikat lagi. Adam menjawab:"Untuk mendampingiku,memberi kebahagian bagiku dan mengisi keperluan hidupku sesuai dengan kehendak Allah."
Allah berpesan kepada Adam:"Tinggallah engkau bersama isterimu di syurga,rasakanlah kenikmatan yang berlimpah-limpah didalamnya,rasailah dan makanlah buah-buahan yang lazat yang terdapat di dalamnya sepuas hatimu dan sekehendak nasfumu.Kamu tidak akan mengalami atau merasa lapar,dahaga ataupun letih selama kamu berada di dalamnya.Akan tetapi Aku ingatkan janganlah makan buah dari pohon ini yang akan menyebabkan kamu celaka dan termasuk orang-orang yang zalim.Ketahuilah bahawa Iblis itu adalah musuhmu dan musuh isterimu,ia akan berusaha membujuk kamu dan menyeret kamu keluar dari syurga sehingga hilanglah kebahagiaan yang kamu sedang nikmat ini."
Iblis Mulai Beraksi.
Sesuai dengan ancaman yang diucapkan ketika diusir oleh allah dari Syurga akibat pembangkangannya dan terdorong pula oleh rasa iri hati dan dengki terhadap Adam yang menjadi sebab sampai ia terkutuk dan terlaknat selama-lamanya tersingkir dari singgahsana kebesarannya.Iblis mulai menunjukkan rancangan penyesatannya kepada Adam dan Hawa yang sedang hidup berdua di syurga yang tenteram, damai dan bahagia.Ia menyatakan kepada mereka bahawa ia adalah kawan mereka dan ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan mengekalkan kebahagiaan mereka.Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh Iblis untuk mendapatkan kepercayaan Adam dan Hawa bahawa ia betul-betul jujur dalam nasihat dan petunjuknya kepada mereka.Ia membisikan kepada mereka bahwa.larangan Tuhan kepada mereka memakan buah-buah yang ditunjuk itu adalah karena dengan memakan buah itu mereka akan menjelma menjadi malaikat dan akan hidup kekal.Diulang-ulangilah bujukannya dengan menunjukkan akan harumnya bau pohon yang dilarang indah bentuk buahnya dan lazat rasanya.Sehingga pada akhirnya termakanlah bujukan yang halus itu oleh Adam dan Hawa dan dilanggarlah larangan Tuhan.
Allah mencela perbuatan mereka itu dan berfirman yang bermaksud: "Tidakkah Aku mencegah kamu mendekati pohon itu dan memakan dari buahnya dan tidakkah Aku telah ingatkan kamu bahawa syaitan itu adalah musuhmu yang nyata."Adam dan Hawa mendengar firman Allah itu sedarlah ia bahawa mereka telah terlanggar perintah Allah dan bahawa mereka telah melakukan suatu kesalahan dan dosa besar.Seraya menyesal berkatalah mereka:"Wahai Tuhan kami! Kami telah menganiaya diri kami sendiri dan telah melanggar perintah-Mu karena terkena bujukan Iblis.Ampunilah dosa kami karena nescaya kami akan tergolong orang-orang yang rugi bila Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami."
Adam dan Hawa Diturunkan Ke Bumi.
Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan hal mana telah melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Tuhan tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.
Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis dan akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Tuhan itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah,hidup kembali dalam hati dan fikiran Adam dan Hawa yang merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahawa redha Allah serta rahmatnya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terfikirkan oleh mereka. Allah s.w.t.yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya,akan dikuasai kepada manusia keturunan Adam memerintahkan Adam dan Hawa turun ke bumi sebagai benih pertama dari hamba-hambanya yang bernama manusia itu.Berfirmanlah Allah kepada mereka:"Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup disan sampai waktu yang telah ditentukan."Turunlah Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju kepada redha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.Kisah Adam dalam Al-Quran.
Al_Quran menceritakan kisah Adam dalam beberapa surah di antaranya surah Al_Baqarah ayat 30 sehingga ayat 38 dan surah Al_A'raaf ayat 11 sehingga 25 Pengajaran Yang Terdapat Dari Kisah Adam.
Bahawasanya hikmah yang terkandung dalam perintah-perintah dan larangan-larangan Allah dan dalam apa yang diciptakannya kadangkala tidak atau belum dapat dicapai oelh otak manusia bahkan oleh makhluk-Nya yang terdekat sebagaimana telah dialami oleh para malaikat tatkala diberitahu bahawa Allah akan menciptakan manusia - keturunan Adam untuk menjadi khalifah-Nya di bumi sehingga mereka seakan-akan berkeberatan dan bertanya-tanya mengapa dan untuk apa Allah menciptakan jenis makhluk lain daripada mereka yang sudah patuh rajin beribadat, bertasbih, bertahmid dan mengagungkan nama-Nya.
Bahawasanya manusia walaupun ia telah dikurniakan kecergasan berfikir dan kekuatan fizikal dan mental ia tetap mempunyai beberapa kelemahan pada dirinya seperti sifat lalai, lupa dan khilaf.Hal mana telah terjadi pada diri Nabi Adam yang walaupun ia telah menjadi manusia yang sempurna dan dikurniakan kedudukan yang istimewa di syurga ia tetap tidak terhindar dari sifat-sifat manusia yang lemah itu.Ia telah lupa dan melalaikan peringatan Allah kepadanya tentang pohon terlarang dan tentang Iblis yang menjadi musuhnya dan musuh seluruh keturunannya, sehingga terperangkap ke dalam tipu daya dan terjadilah pelanggaran pertama yang dilakukan oleh manusia terhadap larangan Allah. Bahawasanya seseorang yang telah terlanjur melakukan maksiat dan berbuat dosa tidaklah ia sepatutnya berputus asa dari rahmat dan ampunan Tuhan asalkan ia sedar akan kesalahannya dan bertaubat tidak akan melakukannya kembali.Rahmat allah dan maghfirah-Nya dpt mencakup segala dosa yang diperbuat oleh hamba-Nya kecuali syirik bagaimana pun besar dosa itu asalkan diikuti dengan kesedaran bertaubat dan pengakuan kesalahan. Sifat sombong dan congkak selalu membawa akibat kerugian dan kebinasaan.Lihatlah Iblis yang turun dari singgahsananya dilucutkan kedudukannya sebagai seorang malaikat dan diusir oleh Allah dari syurga dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat kepada dirinya hingga hari Kiamat karena kesombongannya dan kebanggaaannya dengan asal-usulnya sehingga ia menganggap dan memandang rendah kepada Nabi Adam dan menolak untuk sujud menghormatinya walaupun diperintahkan oleh Allah s.w.t.
Kisah Habil Dan Qabil, putera Nabi Adam a.s.
Tatacara hidup suami isteri Adam dan Hawa di bumi mulai tertib dan sempurna tatkala Hawa bersedia untuk melahirkan anak-anaknya yang akan menjadi benih pertama bagi umat manusia di dunia ini. Siti Hawa melahirkan kembar dua pasang.Pertama lahirlah pasangan Qabiel dan adik perempuannya yang diberi nama "Iqlima",kemudian menyusul pasangan kembar kedua Habiel dan adik perempuannya yang diberi nama "Lubuda". Kedua orang tua,Nabi Adam dan Siti Hawa, menerima kelahiran keempat putera puterinya itu dengan senang dan gembira, walaupun Hawa telah menderita apa yang lumrahnya dideritai oleh setiap ibu yang melahirkan bayinya. Mereka meharapkan dari keempat anak pertamanya ini akan menurunkan anak cucu yang akan berkembang biak untuk mengisi bumi Allah dan menguasai sesuai dengan amanat yang telah dibebankan keatas bahunya.
Di bawah naungan ayah ibunya yang penuh cinta dan kasih sayang maka membesarlah keempat-empat anak itu dengan cepatnya melalui masa kanak-kanak dan menginjak masa remaja.Yang perempuan sesuai dengan qudrat dan fitrahnya menolong ibunya mengurus rumahtangga dan mengurus hal-hal yang menjadi tugas wanita,sedang yang laki-laki menempuhi jalannya sendiri mencari nafkah untuk memenuhi keperluan hidupnya.Qabiel berusaha dalam bidang pertanian sedangkan Habiel dibidang perternakan. Penghidupan sehari-hari keluarga Adam dan Hawa berjalan tertib sempurna diliputi rasa kasih sayang saling cinta menyintai hormat menghormati masing-masing meletakkan dirinya dalam kedudukkan yang wajar si ayah terhadap isterinya dan putera-puterinya,si isteri terhadap suami dan anak-anaknya.Demikianlah pula pergaulan di antara keempat bersaudara berlaku dalam harmoni damai dan tenang saling bantu membantu hormat menghormati dan bergotong-royong.
Keempat Anak Adam Memasuki Alam Remaja.
Keempat putera-puteri Adam mencapai usia remaja dan mamasuki alam akil baligh di mana nafsu berahi dan syahwat serta hajat kepada hubungan kelamin makin hari makin nyata dan nampak pada gaya dan sikap mereka hal mana menjadi pemikiran kedua orang tuanya dengan cara bagaimana menyalurkan nasfu berahi dan syahwat itu agar terjaga kemurnian keturunan dan menghindari hubungan kelamin yang bebas di antara putera-puterinya. Kepada Nabi Adam Allah memberi ilham dan petunjuk agar kedua puteranya dikahwinkan dengan puterinya.Qabiel dikahwinkan dengan adik habiel yang bernama Lubuda dan Habiel dengan adik Qabiel yang bernama Iqlima.
Cara yang telah diilham oleh Allahs.w.t. kepada Nabi Adam telah disampaikan kepada kedua puteranya sebagai keputusan si ayah yang harus dipatuhi dan segera dilaksanakan untuk menjaga dan mengekalkan suasana damai dan tenang yang meliputi keluarga dan rumahtangga mereka.Akan tetapi dengan tanpa diduga dan disangka rancangan yang diputuskan itu ditolak mentah-mentah oleh Qabiel dan menyatakan bahawa ia tidak mahu mengahwini Lubuda, adik Habiel dengan mengemukakan alasan bahawa Lubuda adalah buruk dan tidak secantik adiknya sendiri Iqlima.Ia berpendapat bahawa ia lebih patut mempersunting adiknya sendiri Iqlima sebagai isteri dan sekali-kali tidak rela menyerahkannya untuk dikahwinkan oleh Habiel.Dan memang demikianlah kecantikan dan keelokan paras wanita selalu menjadi fitnah dan rebutan lelaki yang kadang-kadang menjurus kepada pertentangan dan permusuhan yang sampai mengakibatkan hilangnya nyawa dan timbulnya rasa dendam dan dengki diantara sesama keluarga dan sesama suku. Kerana Qabiel tetap berkeras kepala tidak mahu menerima keputusan ayahnya dan meminta supaya dikahwinkan dengan adik kembarnya sendiri Iqlima maka Nabi Adam seraya menghindari penggunaan kekerasan atau paksaan yang dapat menimbulkan perpecahan di antara saudara serta mengganggu suasana damai yang meliputi keluarga beliau secara bijaksana mengusulkan agar menyerahkan masalah perjodohan itu kepada Tuhan untuk menentukannya.Caranya ialah bahawa masing-masing dari Qabiel dan Habiel harus menyerahkan qurban kepada Tuhan dengan catatan bahawa barangsiapa di antara kedua saudara itu diterima qurbannya ialah yang berhad menentukan pilihan jodohnya. Qabiel dan Habiel menerima baik jalan penyelesaian yang ditawarkan oleh ayahnya.Habiel keluar dan kembali membawa peliharaannya sedangkan Qabiel datang dengan sekarung gandum yang dipilih dari hasil cucuk tanamnya yang rusak dan busuk kemudian diletakkan kedua qurban itu kambing Habiel dan gandum Qabiel diatas sebuah bukit lalu pergilah keduanya menyaksikan dari jauh apa yang akan terjadi atas dua jenis qurban itu.
Kemudian dengan disaksikan oleh seluruh anggota keluarga Adam yang menanti dengan hati berdebar apa yang akan terjadi di atas bukit dimana kedua qurban itu diletakkan, terlihatlah api besar yang turun dari langit menyambar kambing binatang qurbannya Habiel yang seketika itu musnah ternakan oleh api sedang karung gandum kepunyaan Qabiel tidak tersentuh sedikit pun oleh api dan tetap tinggal utuh.
Maka dengan demikian keluarlah Habiel sebagai pemenang dalam pertaruhan itu karena qurbannya kambing telah diterima oleh Allah sehingga dialah yang mendapat keutamaan untuk memilih siapakah di antara kedua gadis saudaranya itu yang akan dipersuntingkan menjadi isterinya.
Pembunuhan Pertama Dalam Sejarah Manusia.
Dengan telah jatuhnya keputusan dari langit yang menerima qurban Habiel dan menolak qurban Qabiel maka pudarlah harapan Qabiel untuk mempersuntingkan Iqlima.Ia tidak puas dengan keputusan itu namun tidak ada jalan untuk menolaknya. Ia menyerah dan menerimanya dengan rasa kesal dan marah sambil menaruh dendam terhadap Habiel yang akan dibunuhnya di kala ketiadaan ayahnya.
Ketika Adam hendak berpergian dan meninggalkan rumah beliau mengamanahkan rumahtangga dan keluarga kepada Qabiel. Ia berpesan kepadanya agar menjaga baik-baik ibu dan saudara-saudaranya selama ketiadaannya.Ia berpesan pula agar kerukunan keluarga dan ketenangan rumahtangga terpelihara baik-baik jangan sampai terjadi hal-hal yang mengeruhkan suasana atau merusakkan hubungan kekeluargaan yang sudah akrab dan intim.
Qabiel menerima pesanan dan amanat ayahnya dengan kesanggupan akan berusaha sekuat tenaga menyelenggarakan amanat ayahnya dengan sebaik-baiknya dan sesempurna berpergiannya akan mendapat segala sesuatu dalam keadaan baik dan menyenangkan.Demikianlah kata-kata dan janji yang keluar dari mulut Qabiel namun dalam hatinya ia berkata bahawa ia telah diberi kesempatan yang baik untuk melaksanakan niat jahatnya dan melepaskan rasa dendamnya dan dengkinya terhadap Habiel saudaranya.
Tidak lama setelah Adam meninggalkan keluarganya datanglah Qabiel menemui Habiel di tempat penternakannya.Berkata ia kepada Habiel:"Aku datang ke mari untuk membunuhmu.Masanya telah tiba untuk aku lenyapkan engkau dari atas bumi ini." "Apa salahku?"tanya Habiel.Dengan asalan apakah engkau hendak membunuhku?" Qabiel berkata:"Ialah karena qurbanmu diterima oleh Allah sedangkan qurbanku ditolak yang bererti bahawa engkau akan mengahwini adikku Iqlima yang cantik dan molek itu dan aku harus mengahwini adikmu yang buruk dan tidak mempunyai gaya yang menarik itu." Habiel berkata:"Adakah berdosa aku bahawa Allah telah menerima qurbanku dan menolak qurbanmu?Tidakkah engkau telah bersetuju cara penyelesaian yang diusulkan oleh ayah sebagaimana telah kami laksanakan?Janganlah tergesa-gesa wahai saudaraku, mempertaruhkan hawa nasfu dan ajakan syaitan! Kawallah perasaanmu dan fikirlah masak-masak akan akibat perbuatanmu kelak! Ketahuilah bahawa Allah hanya menerima qurban dari orang-orang yang bertakwa yang menyerahkan dengan tulus ikhlas dari hati yang suci dan niat yang murni.Adakah mungkin sesekali bahawa qurban yang engkau serahkan itu engkau pilihkannya dari gandummu yang telah rusak dan busuk dan engkau berikan secara terpaksa bertentangan dengan kehendak hatimu, sehingga ditolak oleh Allah, berlainan dengan kambing yang aku serahkan sebagai korban yang sengaja aku pilihkan dari perternakanku yang paling sihat dan kucintai dan ku serahkannya dengan tulus ikhlas disertai permohonan diterimanya oleh Allah.
Renungkanlah, wahai saudaraku kata-kataku ini dan buangkanlah niat jahatmu yang telah dibisikkan kepadamu oleh Iblis itu, musuh yang telah menyebabkan turunnya ayah dan ibu dari syurga dan ketahuilah bahawa jika engkau tetap berkeras kepala hendak membunuhku, tidaklah akan aku angkat tanganku untuk membalasmu karena aku takut kepada Allah dan tidak akan melakukan sesuatu yang tidak diredhainya.Aku hanya berserah diri kepada-Nya dan kepada apa yang akan ditakdirkan bagi diriku." Nasihat dan kata-kata mutiara Habiel itu didengar oleh Qabiel namun masuk telinga kanan keluar telinga kiri dan sekali-kali tidak sampai menyentuh lubuk hatinya yang penuh rasa dengki, dendam dan iri hati sehingga tidak ada tempat lagi bagi rasa damai, cinta dan kasih sayang kepada saudara sekandungnya. Qabiel yang dikendalikan oleh Iblis tidak diberinya kesempatan untuk menoleh kebelakang mempertimbangkan kembali tindakan jahat yang dirancangkan terhadap saudaranya, bahkan bila api dendam dan dengkin didalam dadanya mulai akan padam dikipasinya kembali oleh Iblis agar tetap menyala-yala dan ketika Qabiel bingung tidak tahu bagaimana ia harus membunuh Habiel saudaranya, menjelmalah Iblis dengan seekor burung yang dipukul kepalanya dengan batu sampai mati. Contoh yang diberikan oleh Iblis itu diterapkannya atas diri Habiel di kala ia tidur dengan nyenyaknya dan jatuhlah Habiel sebagai kurban keganasan saudara kandungnya sendiri dan sebagai kurban pembunuhan pertama dalam sejarah manusia Penguburan Jenazah Habiel.
Qabiel merasa gelisah dan bingung menghadapi mayat saudaranya.ia tidak tahu apa yang harus diperbuat dengan tubuh saudaranya yang semakin lama semakin busuk itu.Diletakkannyalah tubuh itu di sebuah peti yang dipikulnya seraya mundar-mundir oleh Qabiel dalam keadaan sedih melihat burung-burung sedang berterbangan hendak menyerbu tubuh jenazah Habiel yang sudah busuk itu. kebingungan dan kesedihan Qabiel tidak berlangsung lama karena ditolong oleh suatu contoh yang diberikan oleh Tuhan kepadanya sebagaimana ia harus menguburkan jenazah saudaranya itu.Allah s.w.t. Yang Maha Pengasih lagi Maha Bijaksana, tidak rela melihat mayat hamba-Nya yang soleh dan tidak berdosa itu tersia-sia demikian rupa, maka dipertujukanlah kepada Qabiel, bagaimana seekor burung gagak menggali tanah dengan kaki dan paruhnya, lalu menyodokkan gagak lain yang sudah mati dalam pertarungan, ke dalam lubang yang telah digalinya, dan menutupi kembali dengan tanah.Melihat contoh dan pengajaran yang diberikan oleh burung gagak itu, termenunglah Qabiel sejenak lalu berkata pada dirinya sendiri:"Alangkah bodohnya aku, tidakkah aku dapat berbuat seperti burung gagak itu dan mengikuti caranya menguburkan mayat saudaraku ini?"
Kemudian kembalilah Adam dari perjalanan jauhnya.Ia tidak melihat Habiel di antara putera-puterinya yang sedang berkumpul.Bertanyalah ia kepada Qabiel:"Di manakah Habiel berada?Aku tidak melihatnya sejak aku pulang."
Qabiel menjawab:"Entah, aku tidak tahu dia ke mana! Aku bukan hamba Habiel yang harus mengikutinya ke mana saja ia pergi."
Melihat sikap yang angkuh dan jawapan yang kasar dari Qabiel, Adam dapat meneka bahawa telah terjadi sesuatu ke atas diri Habiel, puteranya yang soleh, bertakwa dan berbakti terhadap kedua orang tuanya itu.Pada akhirnya terbukti bahawa Habiel telah mati dibunuh oleh Qabiel sewaktu peninggalannya.Ia sangat sesal di atas perbuatan Qabiel yang kejam dan ganas itu di mana rasa persaudaraan, ikatan darah dan hubungan keluarga diketepikan sekadar untuk memenuhi hawa nafsu dan bisikan yang menyesatkan. Menghadapi musibah itu, Nabi Adam hanya berpasrah kepada Allah menerimanya sebagai takdir dan kehendak-Nya seraya mohon dikurniai kesabaran dan keteguhan iman baginya dan kesedaran bertaubat dan beristighfar bagi puteranya Qabiel.
Kisah Qabiel dan Habiel Dalam Al-Quran.
Al-Quran mengisahkan cerita kedua putera Nabi Adam ini dalam surah"Al-Maaidah" ayat 27 sehingga ayat 32
Pengajaran Dari Kisah Putera Nabi Adam A.S.
Bahawasanya Allah s.w.t. hanya menerima qurban dari seseorang yang menyerahkannya dengan tulus dan ikhlas, tidak dicampuri dengan sifat riyak, takabur atau ingin dipuji.Barang atau binatang yang diqurbankan harus yang masih baik dan sempurna dan dikeluarkannya dari harta dan penghasilan yang halal.Jika qurban itu berupa binatang sembelihan, harus yang sihat, tidak mengandungi penyakit atau pun cacat, dan jika berupa bahan makanan harus yang masih segar baik dan belum rusak atau busuk. Bahawasanya penyelesaian jenazah manusia yang terbaik adalah dengan cara penguburan sebagaimana telah diajarkan oleh Allah kepada Qabiel.itulah cara paling sesuai dengan martabat manusia sebagai makhluk yang dimuliakan dan diberi kelebihan oleh Allah di atas makhluk-makhluk lainnya, menurut firman Allah dalam surah "Al-Isra" ayat 70 yang bererti ; "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam.Kami angkut mereka di daratan dan di lautan.Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan."












Nabi Idris a.s
Atas daya usaha Nabi Sheth A.S., sesetengah manusia mula mempercayai Allah. Masa berlalu, mereka mula menyembah berhala nabi mereka. Mereka mula menjadi tidak beragama, menyembah banyak tuhan dan tidak lagi beriman dengan Allah. Mereka mengambil jalan yang salah dalam hidup mereka. Pada suatu masa tertentu, Allah telah mengutuskan Nabi Idris A.S. untuk memulih dan membimbing mereka yang telah hanyut itu. Allah telah menyebutnya dalam al-Quran seperti berikut:
" Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka kisah) Idris (yang tersebut) dalam al-Quran. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi" (Maryam, 19: 56)
Seruan dan Penentangan
Nabi Idris A.S. menyeru umatnya kembali menyembah Tuhan yang satu. Baginda mengarahkan umatnya untuk meninggalkan penyembahan berhala mereka. Baginda menekankan bahawa mereka tidak boleh dikuasai oleh sifat cintakan harta dan kekayaan. Baginda menegah mereka daripada meminum arak dan minuman lain yang memabukkan. Hanya segelintir sahaja yang mendengar seruan baginda tetapi majoriti daripada mereka menentang keras terhadap baginda. Namun begitu, Nabi Idris A.S. tetap tidak berputus asa dan terus menyeru tanpa goyah pendiriannya. Baginda dihargai atas keimanan dan kesabaran yang kental.
"Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Dzulkifli. Mereka semua termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka ke dalam rahmat Kami, sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang soleh" (Al-Anbiyya, 21: 85-86) Penghijrahan ke Mesir
Walaupun dengan usaha yang tidak mengenal penat, Nabi Idris A.S. masih tidak dapat mencapai kejayaan yang sepatutnya dan baginda rasa tercabar dengan kelakuan para penduduk zaman itu. Lalu baginda diarahkan untuk berhijrah ke Mesir dan melaksanakan tugasnya di tebing sungai Nil. Baginda menyeru supaya menuju kepada agama Allah kepada pelbagai kumpulan masyarakat dan menasihati mereka supaya berbuat baik dan bertamadun. Akhirnya baginda berjaya membawa perubahan dari segi moral dan sosial hidup masyarakat tersebut
Kata-kata daripada Nabi Idris
Baginda mengajar dengan teguran dan nasihat yang baik seperti berikut:
1) Jangan berasa dengki dengan kekayaan orang lain.
2) Sesiapa yang mempunyai keinginan yang tidak terbatas, akan menghalangnya daripada berpuashati dengan kekayaan yang diperolehi.
3) Seseorang mestilah ikhlas dalam pengabdian kepada Allah.
4) Berdosa jika melakukan sumpah yang salah.
5) Sabar adalah kunci kejayaan
6) Sesiapa yang mengawal nafsunya adalah seorang yang bertuah. Golongan yang berbuat baik sahaja akan hidup dalam syafaat daripada Allah semasa hari pembalasan.
7) Sesiapa yang ingin mencapai kesempurnaan dalam ilmu, sepatutnya tidak terlibat dengan perlakuan yang tidak bermoral.
Nabi yang Mengetahui
Nabi Idris dilahirkan seratus tahun selepas kematian Nabi Adam A.S. Baginda adalah manusia pertama yang belajar menulis. Diketahui bahawa 30 bahagian ayat-ayat suci Allah diwahyukan kepada baginda. Baginda adalah manusia yang menemui sains astronomi dan aritmetik
Kematian Nabi Idris A.S
Nabi Idris A.S. diangkat ke syurga ketika berusia 365 tahun. Ibn Jarir mengaitkannya dalam Rauzatul Ahbab yang Nabi Idris A.S. adalah sahabat kepada malaikat di dalam syurga. Malaikat telah mengangkat baginda ke syurga dan apabila mereka sampai di syurga aras keempat, mereka terjumpa dengan malaikat maut. Malaikat yang mengiringi Nabi Idris A.S. bertanya kepada malaikat maut tentang usia hidup Nabi Idris A.S. dan malaikat maut menjawab:
"Dimanakah Idris ? kerana aku diperintahkan untuk mencabut nyawanya"Nabi Idris kemudiannya bersemadi di syurga aras keempat dan wafat di dalam sayap malaikat yang membawanya ke syurga. Mutwaslah adalah salah seorang anaknya yang diketahui telah membina tanda untuk Nabi Idris di bumi.





Kisah Nabi Luth a.s.
Kedatangan Nabi Lut
Nabi Lut A.S. adalah sezaman dengan Nabi Ibrahim A.S. Dia adalah pengikut kepercayaan bapa saudara baginda. Baginda adalah rakyat Ur, bandar besar di Mesopotamia semasa Allah menganugerahkan kenabian ke atas baginda.
Baginda diperintahkan untuk meninggalkan tanah asal baginda dan pergi ke Sodom dan Gamorra untuk memberi amaran dan memulihkan kaum yang terlibat dengan hubungan homoseksual dan rompakan.
"Dan (kami juga mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah)tatkala dia berkata kepada kaumnya: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu? " Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas."
(Al-'Araaf, 7: 80-81)
Dalam ayat yang lain, terdapat penerangan tentang sifat kaum yang berdosa tersebut."Dan (ingatlah) ketika Lut berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu" Apakah kamu patut mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu? Maka jawapan kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar" ". (Al-Ankabut, 29: 28-29)
Nabi Lut A.S. Menyeru Dan Seruan Ditolak
Nabi Lut A.S. dianggap makhluk asing oleh kaumnya. Baginda mula gigih menyeru agama Allah kepada mereka. Baginda menasihati kaumnya untuk mengawal diri mereka menentang hukuman daripada Allah. Baginda juga menggesa mereka membuang tabiat mereka yang berdosa dan memberitahu mereka bahawa Tuhan menciptakan wanita untuk memenuhi nafsu lelaki. Mereka tidak mendengar teguran daripada nabi. Mereka mencemuh dan mengugutnya dengan akibat yang sangat buruk. Mereka menjawab yang nabi akan dihalau daripada bandar tersebut sekiranya baginda tidak berhenti menyeru dan menegur mereka. Ayat dalam al-Quran ada menyebut :
"Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Lut dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri.""

(Al-'Araaf, 7: 82)
Idea yang sama dipaparkan dalam ayat di bawah:
"Mereka menjawab: "Hai Lut, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang-orang yang diusir" Lut berkata: "Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu" (Lut berdo'a): "Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan"" (Asy-Syura, 26: 167-169)
Masa berlalu, Nabi Lut A.S. tidak dapat mencapai kejayaan yang dirancang dalam memulihkan orang-orang yang berdosa tersebut. Mereka tidak berasa malu dan amaran daripada Nabi Lut A.S. membuatkan mereka marah.
Kemunculan Malaikat Sebagai Tetamu
Pada suatu hari, tiga malaikat telah mendatangi Nabi Lut A.S. dengan menyerupai pemuda-pemuda kacak dan menyampaikan pesanan penting daripada Allah. Nabi Lut A.S. dan pengikutnya diperintahkan untuk meninggalkan bandar tersebut kerana satu bencana yang dasyat akan berlaku. Apabila para penduduk mendengar khabar kedatangan pemuda-pemuda kacak itu, mereka telah cuba menyerbu rumah Nabi Lut A.S. dan meminta baginda menyerahkan pemuda-pemuda itu kepada mereka. Nabi Lut A.S. sangat terkejut dan berkata:
"Hai kaumku, inilah puteri-puteri(negeri)ku mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu yang berakal?" (Huud, 11: 78)
Mereka menolak rayuan Nabi Lut A.S. dan berkata:
"Sesungguhnya kamu telah tahu bahawa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu tahu apa sebenarnya kami kehendaki " (Huud, 11: 79)
Nabi Lut A.S. sangat kecewa dan berkata:
"Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)" (Huud, 11: 80)
Malaikat menyampaikan Pesanan
Nabi Lut A.S. memberi amaran kepada kaumnya tentang hukuman yang tidak dapat dielakkan sekiranya mereka masih tetap dengan tabiat buruk mereka. Mereka kemudiannya ketawa dan meragui Nabi Lut A.S.. Apabila semua usaha yang dilakukan tidak diendahkan maka malaikat yang menyerupai manusia itu berkata:"Hai Lut, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isteri-isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka kerana sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?" (Huud, 11: 81)
Nabi Lut A.S. Dibebaskan Dan Kaumnya Dimusnahkan
Nabi Lut A.S. dan pengikutnya meninggalkan bandar pada saat-saat genting di malam hari dan mencari tempat perlindungan yang selamat. Sejurus selepas mereka sampai di tempat perlindungan, satu bunyi dentuman yang kuat menggegarkan bumi. Bunyi itu adalah bunyi gempa bumi yang dasyat dan memusnahkan rumah-rumah dan bangunan-bangunan. Batu-batu melambung ke udara menghentam orang-orang yang cuba melarikan diri. Semua orang yang berdosa habis dimusnahkan. Nabi Lut A.S. dan pengikutnya selamat tetapi isterinya tidak dapat bertahan kerana dia bersimpati dengan penduduk-penduduk lain yang berdosa.
"Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang menguntur, ketika matahari akan terbit. Maka Kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memerhatikan tanda-tanda. " (Al-Hijr, 15: 73-75)
Nabi Lut A.S. telah menerima kasih sayang Allah dan diumumkan sebagai salah seorang yang benar. Dia meninggal dunia di Palestin dan dikebumikan di Bani Na'ima dekat Habron.










Nabi Salih a.s
Salih di utuskan sebagai nabi kepada Bani Thamud untuk membetulkan kaumnya yang telah mengalami keruntuhan akhlak. Kaum Thamud adalah keturunan Thamud, cucu lelaki kepada Sam. Mereka tinggal di Wadi al-Qura dan al-Hajr antara Syria dan Hijaz. Mereka sangat taksub dengan idola-idola mereka dan mempercayai bahawa idola-idola tersebut memberikan mereka makanan dan hujan, menghalang mereka daripada bahaya dan mengembalikan kesihatan mereka apabila sakit. Kumpulan ini berkembang lebih dua abad selepas kaum 'Ad. Mereka terkenal dengan usia yang panjang dan saiz badan yang besar. Mereka membina bangunan-bangunan yang luas di dalam gua di pergunungan dan mencapai kekuasaan yang luas.
Penyembelihan Unta Betina
Nabi Salih A.S. dihantar oleh Allah untuk menyeru kumpulan tersebut menyembah Allah yang satu tetapi mereka telah memekakkan telinga mereka untuk mendengar seruan tersebut. Apabila Nabi Salih A.S. menegur tentang tuhan-tuhan mereka, mereka berkelakuan biadap terhadap baginda. Akhirnya mereka merancang untuk membunuh Nabi Salih A.S. Allah telah menghantar seekor unta betina sebagai tanda amaran kepada mereka. Sekiranya mereka memindahkan unta tersebut, Allah akan menurunkan bala ke atas mereka. Tiada yang peliknya menjadikan unta betina sebagai tanda. Diketahui bahawa Ka'bah adalah satu bangunan yang menjadi tanda dari Allah. Sesiapa yang cuba memusnahkannya adalah cuba membunuh dirinya. Sama seperti Ka'bah, unta betina adalah salah satu tanda oleh Allah. Nabi Salih A.S. meminta supaya unta itu dibenarkan untuk meragut rumput di padang dan minum di mata air. Orang-orang yang degil telah menyembelih unta tersebut semasa ia meragut rumput di padang ragut.Hukuman Diturunkan Oleh Allah
Apabila mereka hendak bertindak melaksanakan rancangan mereka yang terakhir menentang Nabi Salih A.S. Mereka telah dimusnahkan dengan hukuman Allah. Satu bala telah menimpa dan mereka telah dimusnahkan dengan letupan gunung berapi yang meliputi kawasan mereka dengan batu-batu. Bala yang menimpa Ban Thamud itu amat dasyat.
Penerangan Dalam Al-Quran
Sesetengah rujukan yang berkaitan dengan Nabi Salih A.S. dan kaumnya adalah mengikut ayat-ayat berikut.
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Thamud saudara mereka, Salih. Ia berkata. "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih" Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanah yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu maharajalela di muka bumi membuat kerosakan. Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: "Tahukah kamu bahawa Salih diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya?". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Salih diutus untuk menyampaikannya" Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu" Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Tuhan. Dan mereka berkata: "Hai Salih, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)" Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka." (Al-'Araaf, 7: 73-78)













Nabi Huud a.s
Huud A.S. adalah Nabi yang diutuskan kepada Bani 'Ád untuk memulihkan kaum tersebut. Salasilah keturunan baginda berkait dengan Nabi Nuh A.S. dan anaknya. Nabi Huud A.S. berasal dari keturunan Bani 'Ád yang merupakan generasi Sam.Kualiti Kaum 'Ad Yang Cemerlang
Kaum 'Ád bertengkar dengan anak-anak kaum Ham dan meninggalkan Babylon. Mereka menjadi penduduk di suatu daerah yang terletak di selatan Arab bersempadan dengan Oman, Yaman dan Hadramaut. Di sana, mereka membina istana-istana dan kuil-kuil yang menyembah banyak tuhan dan bintang-bintang . Nama-nama tuhan-tuhan mereka yang utama ialah Saqiah, Salimah, Raziqah dan Hafizun. Kaum Bani 'Ád sangat mahir dalam ukiran batu. Allah telah mengurniakan kepada mereka kekayaan, binatang ternakan, anak-anak dan taman-taman yang indah. Mereka telah mencapai tamadun yang tinggi dan Raja mereka yang terkenal ialah Shaddad. Dia membina istana yang sangat besar berhampiran Adal yang dikenali sebagai Taman Iram (Garden of Iram). Dia juga adalah raja yang kuat dan menakluki sehingga ke Syria, Iraq dan sempadan bahagian benua Indo-pakistan. Kaum ini sangat bangga dengan pencapaian mereka dan menganggap diri mereka unggul dan tidak boleh dilawan. Mereka tenggelam dalam dosa dan perbuatan ganas serta tidak adil. Mereka sedikitpun tidak menunjukkan rasa kesyukuran terhadap nikmat yang dikurniakan oleh Allah, malah menjadi hamba yang ingkar kepada perintah-Nya.Kemunculan Nabi Huud A.S. Dan Menyampaikan Seruan
Nabi Huud A.S. muncul di tengah-tengah kaum tersebut sebagai pemimpin mereka. Dia berusaha bersungguh-sungguh untuk membawa mereka kembali menyembah Allah. Baginda mengarahkan mereka supaya meninggalkan perbuatan mungkar . Mereka langsung tidak menghiraukan ajaran dan amalan baginda.
"Dan (kami telah mengutus) kepada kaum 'Ad, saudara mereka Huud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya " " (al-'Araf, 11: 65)
Banjir Melanda
Kaum itu tidak mendengar seruannya dan tidak menurut perintah Allah. Maka dengan itu, Allah menurunkan kemurkaan-Nya kepada mereka. Arus yang sangat deras yang jarang berlaku dan ribut yang sangat dasyat telah melanda kaum tersebut yang hampir memusnahkan kebanyakan penduduk daripada kaum tersebut. Ayat al-Quran ada menerangkan seperti berikut:
"Adapun kaum 'Ad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Ad pada waktu itu mati mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk)" (Al-Haqqah, 69: 6-7)
"Maka kami selamatkan Huud beserta orang-orang yang bersamanya dengan rahmat yang besar dari kami, dan kami tumpaskan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, dan tiadalah mereka orang-orang yang beriman." (Al-'Araf, 7: 72)
Selepas itu, orang-orang yang bertahan, memulakan hidup baru di Yaman. Makam Nabi Huud A.S. di semadikan di Hadramaut dan selalunya dikunjungi oleh orang-orang Arab pada bulan Rejab














Kisah Nabi Ibrahim a.s.
Kedatangan Nabi Ibrahim A.S.
Pada suatu ketika dahulu, Allah telah memberi penghormatan dengan memilih Ibrahim sebagai nabi. Baginda berasal dari Mesopotamia yang sekarang dikenali sebagai Iraq Selatan. Baginda adalah model yang sesuai untuk umat manusia. Allah telah menyebutnya dalam Al-Quran yang bermaksud:
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan seorang yang selalu berpegang kepada kebenaran dan tidak pernah meninggalkannya. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan), (lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus dan kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang salih"
(An-Nahl, 16: 120-122)
Seruan baginda kepada kaum yang menganuti kepercayaan animisme. Pada zaman itu, kejahilan menguasai pemikiran para penduduk. Kebanyakannya tidak mengetahui tentang Allah dan ajaran-Nya. Mereka memuja matahari, bulan dan bintang namun mereka juga merupakan ahli astronomi yang mengetahui pergerakan planet. Mereka juga menyembah berhala yang diperbuat daripada batu dan kayu dan memberi pelbagai bentuk pemberian kepada berhala-berhala tersebut. Ahli agama mendapat tempat yang baik dalam masyarakat dan diperintahkan kepada para penduduk supaya mereka dihormati. Mereka ini juga dibayar dengan lumayan tetapi kaum yang miskin makin tertindas.Nabi Ibrahim A.S. merupakan anak kepada Terah yang lebih dikenali sebagai Adhar. Adhar adalah seorang pengukir berhala dan juga pengikut kepercayaan animisme. Dia turut memaksa Nabi Ibrahim A.S. melakukan kerja mengukir berhala tetapi baginda enggan melakukannya. Baginda sangat benci akan berhala yang tidak boleh melihat, mendengar dan bercakap itu.
Ajaran Nabi Ibrahim A.S.
Nabi Ibrahim A.S. menerima wahyu daripada Allah melalui malaikat Jibril. Baginda mula menyampaikan ajaran Allah secara perlahan-lahan. Baginda bekerja dengan tekun dan mula bertelagah dengan orang yang membuat berhala.
"(Ingatkah), ketika Nabi Ibrahim A.S. berkata kepada bapaknya dan kaum baginda: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?". Mereka menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu dalam kesesatan yang nyata". Mereka menjawab:"Apakah kamu datang kepada kami dengan bersungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?". Ibrahim berkata: "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang telah menciptakannya; dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu". Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya." (Al-Anbiyya, 21: 52-57)
Halangan Dari Kaumnya Dan Perbincangan Dengan Raja Namrud
Kaum baginda tidak mengambil perhatian ke atas apa yang diperkatakan oleh baginda. Mereka lebih suka cara mereka sendiri. Mereka tidak mahu berpaling dari menyembah bulan, bintang dan berhala-berhala yang hodoh. Ahli agama mereka tetap menggesa orang ramai supaya tidak mempercayai Nabi Ibrahim A.S. Mereka khuatir akan dilucut jawatan yang dipegang pada waktu itu. Sebenarnya raja mereka Raja Namrud menganggap dirinya sebagai tuhan. Dia mempunyai istana yang besar dan tentera yang ramai. Dia berhajat untuk bersemuka dengan Nabi Ibrahim A.S dan akhirnya mereka bertemu untuk berbincang. Pada waktu itu, Raja Namrud memandang Nabi Ibrahim A.S. secara mengejek dan berkata: "Apa yang diseru olehmu kepada orang ramai? Mengapa kamu pujuk mereka menyembah Tuhan yang tidak nampak?". Nabi Ibrahim A.S. menjawab: "Tuhan aku adalah satu-satu Yang memberi dan mengambil semula nyawa". Namrud menjawab dengan sombong:"Aku juga mempunyai kuasa untuk melakukannya. Aku boleh membunuh manusia dan membebaskannya juga". Nabi Ibrahim A.S. bertanya satu soalan yang bijak dan memeranjatkan semua orang. Baginda berkata: "Tuhan aku menyebabkan matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat. Bolehkah kamu menjadikan matahari terbit dari timur?" Mendengar akan itu, raja terdiam kerana dia tahu tiada manusia yang berkuasa seperti itu.
Selepas beberapa hari, satu majlis istimewa telah diadakan. Terdapat upacara besar-besaran dan semua penduduk diwajibkan untuk menghadirinya. Mereka mabuk dan hilang pertimbangan. Hampir kesemua penduduk telah menghadirinya kecuali Nabi Ibrahim A.S. Baginda mempunyai rancangan tersendiri, lalu baginda ke kuil tanpa disedari orang lain. Apabila baginda sampai di kuil, baginda melihat banyak berhala yang berdiri tidak bergerak sedikitpun.
Nabi Ibrahim A.S. mengangkat kapaknya dan mula memukul berhala tersebut satu persatu. Berhala tersebut jatuh ke lantai dan berselerakan dengan tercerai anggota badannya. Baginda merosakkan semua berhala kecuali satu berhala yang dianggap ketua bagi kesemuannya. Tujuan baginda adalah untuk menunjukkan bahawa berhala tiada berkuasa untuk menyakiti orang lain atau memberi manfaat kepada sesiapa. Baginda lantas meninggalkan kuil secara senyap.
Keputusan Untuk Membakar Nabi Ibrahim A.S. Hidup-hidup
Apabila perayaan selesai, orang ramai kembali ke kuil. Para pengikut yang setia mengiringi ahli-ahli agama ke kuil seperti biasa. Mereka terkejut melihat berhala-berhala yang telah dipecahkan. Lantai dipenuhi dengan serpihan batu dan ketua berhala masih terletak elok dengan kapak tergantung pada lehernya. Para ahli agama menjerit dan orang ramai menyerbu masuk dengan kehairanan. Mereka juga sangat marah dan ingin mengetahui orang yang bertanggungjawab terhadap kejadian itu dan mereka mahu membalas dendam keatasnya. Lalu terdapat di kalangan mereka yang mengagak semuanya adalah perbuatan Nabi Ibrahim A.S. kerana baginda selalu menafikan tuhan mereka dan menyuruh mereka menyembah Tuhan yang satu.
"Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim". Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim."" (Al-Anbiyya, 21: 58-60)
Nabi Ibrahim A.S. telah dipanggil untuk mengadap raja. Apabila baginda datang, baginda telah ditanya sama ada benar baginda yang memusnahkan semua berhala. Baginda terdiam sejenak. Kemudian baginda mengarahkan raja bertanya kepada ketua berhala yang mempunyai kapak tergantung di lehernya selepas kacau-bilau berlaku. Nabi Ibrahim A.S. mempersendakan orang-orang yang bodoh menyembah berhala yang tidak bernyawa dan diperbuat daripada batu. Raja tidak mahu melanjutkan perbincangan kerana hujah Nabi Ibrahim A.S. begitu sempurna dan meyakinkan."Mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim? " Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya. Maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara." Maka mereka telah kembali kepada kesedaran mereka dan lalu berkata:"Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)", kemudian kepala mereka jadi tertunda (lalu berkata): "Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahawa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara"" (Al-Anbiyya, 21: 62-65) Walaupun mereka berasa malu tetapi mereka masih berdegil. Mereka membuat keputusan untuk membakar Nabi Ibrahim A.S. hidup-hidup kerana menyebabkan kemusnahan berhala mereka.
Api Tidak Membakar Nabi Ibrahim A.S
Satu relau besar disediakan. Nabi Ibrahim A.S diikat dengan tali dan sangat susah untuk bergerak. Baginda berada dalam keadaan tenang dan gembira apabila mengingatkan bahawa Allah akan menyelamatkan baginda. Baginda langsung tidak melawan dan semua pemerhati terpegun dengan perlakuan baginda.
Lalu baginda dicampakkan di tengah relau yang panas. Nyalaan api marak membakar dan berdesir kuat tetapi Allah memerintahkannya supaya tidak menyakiti Nabi Ibrahim A.S."Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kaum menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi" (Al-Anbiyaa', 21: 69-70)
Para penduduk yang jahil menyangkakan Nabi Ibrahim A.S. sedang sakit terbakar menunggu mati. Mereka langsung tidak mendengar Nabi Ibrahim A.S. menjerit kesakitan. Tidak berapa lama selepas itu, orang ramai amat terkejut melihat Nabi Ibrahim A.S. berjalan keluar dari relau dengan kedaan selamat seperti tiada apa yang menyentuh baginda.Penghijrahan ke Palestin
Walaupun telah berlaku keajaiban pada Nabi Ibrahim A.S., baginda tidak juga dapat mengumpul pengikut yang ramai untuk mendengar ajaran baginda. Baginda memberi syarahan dan menempuh pelbagai dugaan dan cabaran untuk membuktikan kepatuhan dan keikhlasan baginda. Apabila kaum tersebut menganiaya baginda, baginda diperintahkan supaya meninggalkan kawasan tersebut dan pergi ke tanah suci yang sekarang dikenali sebagai Palestin. Bagi mematuhi perintah tersebut, baginda tidak mengambil berat masa rehatnya tanpa mendekati orang ramai dan mengajarkan kepada mereka tentang Tuhan dan agama-Nya. Tiada yang dapat melemahkan semangat baginda. Kelahiran Nabi Ismail dan Penghijrahan Ke Makkah
Oleh kerana Nabi Ibrahim A.S. tidak mempunyai anak dengan Sarah isteri pertama,baginda berkahwin pula dengan wanita lain bernama Hajar (Hagra). Baginda berdoa untuk memperolehi anak lelaki yang baik dan akhirnya doa baginda dimakbulkan. Tidak berapa lama kemudian, Hajar mengumumkan berita gembira tentang dirinya yang sudah berbadan dua. Sampai waktunya, dia melahirkan Isma'il. Tidak lama selepas itu, Allah telah memerintahkan Nabi Ibrahim A.S. untuk membawa isteri kedua baginda Hajar dan Isma'il ke lembah Batha (Makkah). Bagi memenuhi perintah tersebut, mereka terpaksa melalui pelbagai rintangan dan dugaan semasa dalam perjalanan. Mereka sampai di tempat yang dituju selepas melalui satu tempoh yang panjang. Kawasan tersebut berbukit tanpa pokok dan air. Mereka menyiapkan khemah dan meninjau keadaan sekeliling tetapi tiada apa yang kelihatan melainkan padang pasir. Nabi Isma'il A.S. ketika itu baru berusia beberapa bulan dan mula menangis kedahagaan. Ibunya mula mencari sumber air namun tiada yang wujud di kawasan tersebut.Zam-zam Ditemui
Hajar berlari dalam keadaan terdesak untuk mendapatkan air antara dua anak bukit iaitu Safa dan Marwa tetapi gagal. Dia kembali kepada anaknya yang kehausan dan dia amat terkejut apabila melihat mata air zam-zam memancut dari bawah kaki anaknya. Dia berasa sangat lega lalu menghilangkan dahaga anaknya dengan air tersebut. Selepas itu, ramai orang dari jauh telah datang ke situ, tempat tinggal Hajar dan Nabi Isma'il A.S. Akhirnya, kawasan tersebut dikenali sebagai Makkah, tempat kelahiran Islam.Wawasan Nabi Ibrahim A.S. Berdasarkan Pengorbanan Nabi Isma'il A.S.
Nabi Ibrahim A.S. pulang semula ke Palestin untuk bersama dengan isteri pertamanya Sarah. Baginda menerima arahan untuk mengorbankan anaknya Isma'il . Baginda tidak berat hati untuk mematuhi arahan tersebut tetapi anak baginda masih bayi ketika itu. Baginda perlu menunggu sehingga anak itu meningkat remaja. Suatu hari baginda memberitahu anak baginda tentang mimpinya. Baginda amat terkejut apabila anaknya langsung tidak membantah dan bersedia untuk menjadi korban.
Nabi Isma'il A.S. berkata: "Hai bapaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insyaAllah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (Ash-Shafaat, 37: 102)Ini adalah satu keputusan yang sukar dibuat oleh seorang yang masih muda dan itu menunjukkan keimanan baginda yang tinggi terhadap Allah.
Pengalaman Pahit Mengorbankan Nabi Isma'il A.S.
Pada 10 Zulhijjah, seorang bapa dan anak kesayangan berjalan beriringan. Anak muda itu begitu sabar manakala si bapa dengan penuh takwa mahu menyempurnakan perintah yang diberi. Tiada yang lebih berharga bagi mereka selain berbakti kepada Allah. Mereka berjalan menuju ke Mina dengan pisau pemotong daging di tangan Nabi Ibrahim A.S. yang menggeletar. Banyak kenangan-kenangan lalu dimbau semula oleh mereka. Akhirnya mereka sampai juga di satu tempat yang istimewa. Nabi Ibrahim A.S. meihat anak kesayangan baginda dengan sayu namun anak baginda menjeling baginda sekilas dengan penuh taat dan ceria. Baginda meniarapkan Isma'il di atas tanah dengan jantung yang berdegup kencang. Baginda menggigil dengan penuh emosi apabila baginda meletakkan pisau pada leher Isma'il. Ketika itu adalah saat genting yang amat sukar dilaksanakan.Allah amat menghargai ketaatan mereka dan berkata:
"Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." (Ash-Shafaat, 37: 102)
Apabila Nabi Ibrahim A.S. melaksanakan arahan dalam mimpi sebelumnya, baginda diperintahkan pula supaya tidak mengorbankan anak baginda sendiri.
Seekor kambing biri-biri diberi untuk menggantikan Nabi Isma'il A.S. Nabi Ibrahim A.S. berdiri dan kambing bebiri tersebut dikorbankan. Saat yang mendebarkan itu berakhir jua dan mereka berdua sangat gembira serta memanjatkan rasa syukur kepada Allah. Sejak dari itu sehingga sekarang adat mengorbankan manusia telah dibasmi sepenuhnya.Berita Gembira Kelahiran Nabi Ishaq A.S.
Apabila Nabi Ibrahim A.S. menunjukkan ketaatan yang tinggi terhadap perintah Allah untuk mengorbankan anak baginda Isma'il, baginda dikhabarkan pula berita gembira tentang kelahiran anak lelaki dari isteri pertama, Sarah. Ayat quran menerangkan…"Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang nabi yang termasuk orang-orang yang salih. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri yang nyata." (Ash-Shafaat, 37: 112-113)
Masa berlalu dan Sarah yang sudah berusia itu mengandung dan sampai masanya dia melahirkan seorang bayi lelaki yang diberi nama Ishaq. Kemudian, Isma'il dan Ishaq dilantik sebagai nabi.
Pembinaan semula Ka'bah
Rumah Allah yang pertama, Ka'bah telah dibina oleh Nabi Adam A.S. Ia dibina semula oleh Nabi Ibrahim A.S. dan Nabi Isma'il A.S. Makam Ibrahim masih ada bersebelahan dengannya. Tempatnya adalah batu marmar yang diletakkan pada tempat bagina telah berdiri untuk menaikkan dinding binaan suci tersebut di Makkah. Batu tersebut mengandungi kesan tapak kaki Nabi Ibrahim A.S. Ayat dalam al-Quran telah menerangkan tentang tapak kaki tersebut yang merupakan satu tanda kekuasaan Allah."Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat solat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan sujud"." (Al-Baqarah, 2: 125)Tempat Disemadikan
Nabi Ibrahim A.S. telah hidup selama 175 tahun. Hidup baginda penuh dengan ujian dan… Baginda sentiasa menyeru kaumnya beriman dengan Allah. Apabila baginda wafat, mayat baginda disemadikan di Hebron 20 batu ke barat daya Jurusalem.








7. Nabi Ismail a.s.
Kelahiran Nabi Ismail
Nabi Ibrahim merupakan putera pertama nabi Ibrahim. Bonda baginda ialah Siti Hajar yang merupakan isteri kedua nabi Ibrahim. Siti Hajar merupakan seorang wanita yang setia. Beliau berkahwin dengan nabi Ibrahim dengan keizinan isteri pertama baginda, Siti Sara. Nabi Ismail dilahirkan ke dunia hasil doa nabi Ibrahim yang begitu inginkan zuriat."Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang sabar. "
(ash-Shaafaat, 37:100-101)
Tidak lama selepas kelahiran nabi Ismail, baginda dibawa berhijrah oleh ayahandanya, nabi Ibrahim beserta Siti Hajar ke sebuah tempat yang tandus di atas perintah Allah. Di sana baginda telah ditinggalkan bersama bondanya. Tempat ini merupakan sebuah lembah gersang yang tidak mempunyai sumber air dan hidupan lain.Walaupun berat hati nabi Ibrahim untuk meninggalkan puteranya yang baru lahir dan isterinya yang tercinta, namun atas kepatuhannya kepada perintah Allah, baginda terpaksa pergi. Baginda menyerahkan segalanya kepada Allah di samping berdoa, "Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhanku kami (yang demikian itu) agar mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebahagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (Ibrahim, 14:37)
Suasana pemergian nabi Ibrahim adalah sungguh hiba. Nabi Muhammad pernah bersabda, 'Nabi Ibrahim membawa isteri dan anaknya yang masih lagi menyusu. Mereka ditempatkan berdekatan dengan tapak Kaabah sekarang. Pada waktu itu Mekah masih lagi tidak berpenghuni dan tiada sumber air. Nabi Ibrahim turut meninggalkan bungkusan berisi tamar dan bekas kulit yang penuh dengan air. Di saat keberangkatan nabi Ibrahim, Siti Hajar mengejar baginda seraya berkata, "Wahai kekandaku, ke manakah kekanda akan pergi? Tergamak hati kekanda meninggalkan kami bersendirian di bumi yang tandus ini. Apakah yang kami akan lakukan setelah bekalan ini habis kelak?" Siti Hajar mengulanginya beberapa kali, namun nabi Ibrahim tetap meneruskan langkahnya. Kemudian Siti Hajar bertanya adakah ini perintah dari Tuhan. Nabi Ibrahim menganggukkan kepalanya dan terus berjalan. Siti Hajar berpatah balik dengan penuh reda, kerana percaya bahawa Allah sentiasa berada disisinya dan melindunginya.Tidak lama kemudian, bekalan yang ditinggalkan mulai habis. Nabi Ismail mulai menangis kerana kehausan. Siti Hajar tidak sampai hati melihat keadaan anaknya. Dia berlari tujuh kali berulang dari Bukit Safa dan Marwa untuk mencari air. Semasa berlari untuk kali kelapan, beliau melihat anaknya, nabi Ismail menghentakkan kakinya ke tanah. Maka dengan kuasa Allah, terpancutlah air dari rekahan tanah yang dihentak tadi. Siti Hajar lantas meminum air itu dan terus menyusui Nabi Ismail. Mata air itu terus mengalir hinggalah sekarang dan dikenali sebagai air zam zam.
Dugaan dari Tuhan
Peristiwa Siti Hajar berlari di antara Bukit Safa dan Marwa merupakan satu sejarah besar di dalam Islam. Ia telah dijadikan salah satu daripada Rukun Haji. Di samping itu, peristiwa bagaimana nabi Ismail menjadi korban juga mengingatkan kita akan ketakwaan baginda kepada Allah. Nabi Ibrahim telah menerima wahyu dari Allah untuk mengorbankan anaknya, nabi Ismail. Kedua-dua anak beranak ini, akur dengan perintah Allah, walaupun telah digoda oleh syaitan. Semasa nabi Ibrahim ingin menyembelih leher anaknya, malaikat telah membalikkan pisau yang tajam itu, dan membisikkan kepada baginda akan wahyu Tuhan agar tidak meneruskan penyembelihan itu, sebaliknya cukuplah sekadar mengorbankan seekor kambing biri-biri.
Apabila sudah dewasa, nabi Ismail berkahwin dengan seorang gadis, tetapi akhirnya mereka bercerai kerana isteri baginda sudah berlaku tidak sopan kepada nabi Ibrahim yang telah menyamar menjadi seorang tua. Kemudian nabi Ismail telah berkahwin dengan puteri ketua suku Jurhum dan perkahwinan ini berkekalan.
Pembinaan semula Baitullah
Baitullah yang juga dikenali sebagai Kaabah merupakan arah kiblat bagi semua umat Islam bersembahyang untuk mengabdikan diri kepada Allah. Kaabah pada mulanya telah dibina oleh nabi Adam, bapa kepada sekalian manusia. Apabila banjir besar melanda Mekah, Kaabah telah rosak. Nabi Ibrahim telah membinanya semula di atas tapak yang sama.Baginda telah meminta nabi Ismail untuk mencari sebiji batu bagi menandakan penjuru bagi Kaabah. Maka Jibril telah memberikan nabi Ismail petunjuk untuk mencari sebiji batu yang diberi nama Hajarul Aswad. Semasa batu itu diletakkan, mereka telah berdoa; "(Ingatlah)ketika Ibrahim mempertinggi asas Bait (Kaabah) bersamai Ismail, (kemudian berkata): Ya Tuhan kami, terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami dua orang muslim, (patuh mengikut Mu) dan dari anak cucu kami menjadi umat muslim bagi Engkau, dan perlihatkanlah kepada kami 'amalan haji' dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkau Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (al-Baqarah, 2:127-129)Pendudukan Mekah
Nabi Ismail dan ibunya tinggal berhampiran dengan Kaabah. Keturunan mereka berkembang kepada suku-suku kaum di Mekah. Salah satu darinya dikenali sebagai Quraisy. Daripada suku ini, telah lahir seorang manusia yang agung iaitu Nabi Muhammad SAW. Mekah kemudiannya telah menjadi pusat perkembangan Islam yang termasyhur di seluruh dunia.
8. Kisah Nabi Zakaria a.s
Zakaria adalah keturunan Sulaiman. Ia dan istrinya, Isya, membaktikan diri untuk menjaga Baitul Maqdis -rumah ibadah peninggalan Sulaiman di Yerusalem. Ia terus menyeru kaum kerabatnya, orang-orang Yahudi, yang telah meninggalkan ajaran para nabi terdahulu untuk kembali ke ajaran yang benar. Namun ajakannya tak banyak diikuti kaumnya sampai Zakaria berusia lanjut.
Hingga saat itu, Zakaria belum punya anak yang sangat ia dambakan. Ia kemudian mengangkat Maryam, anak seorang salih bernama Imran. Imran adalah kakak Isya, dengan demikian Maryam juga keponakan istri Zakaria. Imran dibunuh oleh orang Yahudi lainnya. Maryam yang masih bocah pun diperebutkan banyak keluarga untuk dipungut sebagai anak. Zakaria berhasil mendapatkan Maryam setelah memenangkan undian.
Oleh Zakaria, Maryam dibangunkan kamar di Baitul Maqdis. Di sanalah Maryam tinggal dan bermunajat kepada Allah. Kegiatan sehari-hari Maryam adalah membersihkan rumah Allah tersebut. Suatu hari, Zakaria terkejut mendapati buah-buahan di luar musimnya berada di kamar Maryam. Maryam menyatakan pada Zakaria bahwa buah-buahan itu berasal dari Allah.
Zakaria terus berdoa agar dikaruniai keturunan. Allah mengabulkan doa tersebut, dan mengabarkan akan memberi Zakaria seorang anak. Zakaria sempat terkejut. Bagaimana mungkin ia dan istrinya yang sudah sangat tua dapat dikaruniai anak. Ketika itu diperkirakan Zakaria telah berusia lebih dari 100 tahun. Akhirnya keluarga Zakaria memang dikarunia keturunan yang akan melanjutkan tugas dakwahnya, yakni Yahya









9. Kisah Nabi Ishaq.a.s
Ishaq adalah anak dari istri pertama Ibrahim, Sarah. Ketika mengandung, Sarah sudah sangat lanjut usia. Saat itu ia diperkirakan telah berusia 90 tahun. Karenanya ia sangat heran: bagaimana mungkin dalam usia selanjut itu masih hamil. Berita tersebut sekaligus menjadi pelipur lara Ibrahim yang baru mendengar kabar sedih tentang perilaku orang-orang Sodom dan Amurah pada Luth.
Ternyata Ishak lahir dengan sehat. Tak banyak terkisahkan riwayat hidup Ishak ini. Yang pasti ia banyak menemani ayahnya untuk berdakwah di daerah Kana'an dan Sam -Palestina. Ia kemudian menikahi Rifqah, cucu saudara Ibrahim bernama Nahur. Dari penikahannya itu, mereka dikarunia dua anak yakni Ishu dan Ya'kub. Ya'kub kemudian menjadi rasul pula. Orang-orang Yahudi sekarang adalah keturunan Ya'kub. Mereka menyebut nama kakek moyangnya tersebut "Israel" -nama yang kini diabadikan sebagai nama negara oleh orang-orang Yahudi.















10. Kisah Nabi Isa .a.s
Isa adalah keturunan Daud dan Sulaiman. Dialah rasul dari kalangan Bani Israel yang pengaruhnya menyebar hingga di luar kalangan Yahudi. Tahun kelahirannya hingga kini dijadikan dasar perhitungan kalender Masehi. Adapun tanggal kelahirannya tidak pernah dinyatakan secara jelas. Yang pasti bukan tanggal 25 Desember yang sekarang diperingati sebagai Hari Natal, karena penentuan tanggal itu lebih dikaitkan dengan mitologi serta perhitungan astronomi menyangkut perubahan posisi bumi terhadap matahari.
Kisah Isa diawali dari peristiwa kedatangan malaikat menemui Maryam yang tinggal di kamarnya di Baitul Maqdis. Maryam menyangka malaikat itu adalah laki-laki yang hendak menggodanya. Tapi sang malaikat menyatakan dirinya hanya diutus Allah untuk menyampaikan kabar bahwa Maryam akan punya putra. Sebuah kabar yang sempat tak dipercayai Maryam karena dirinya seorang perempuan baik-baik dan tak pernah berhubungan dengan laki-laki.
Atas kehendak Allah, Maryam pun hamil. Baru menjelang abad 21, ilmu pengetahuan dapat menjelaskan bahwa secara teoritis manusia dapat mempunyai anak tanpa harus ada pertemuan antara sperma dengan sel telur, yakni dengan teknik kloning. Sekarang pun ilmu pengetahuan belum mampu menyingkap sepenuhnya fenomena kehamilan Maryam tersebut. Pada masa itu, kehamilan Maryam merupakan kontroversi besar.
Dengan menanggung beban hujatan masyarakatnya, Maryam meninggalkan Baitul Maqdis. Kalangan Nasrani meyakini Maryam melahirkan Isa di tempat pengasingannya di Baitullahim (Betlehem). Quran hanya menjelaskan saat Maryam berlindung di bawah pohon korma. Allah memerintahkan Maryam untuk menjejakkan kaki untuk memperoleh air minum, serta menggoyang pohon itu untuk mendapatkan makanan.
Kelahiran Isa mengundang tudingan keras pada Maryam. Mereka menganggap Maryam telah mencemarkan nama baik keluarganya karena mempunyai anak tanpa suami. Sekali lagi mukjizat terjadi. Isa yang masih bayi tiba-tiba berbicara menjelaskan mukjizat Allah tersebut. Isa juga memperlihatkan sejumlah mukjizat lagi ketika dewasa. Diantaranya adalah ketika ia membentuk seekor burung dari tanah liat dan burung itu tiba-tiba hidup. Ia -atas izin Allah-menghidupkan orang mati, menyembuhkan kebutaan seseorang yang dideritanya sejak lahir, serta mendatangkan makanan yang semula tak ada.
Dengan berbagai mukjizat itu, Isa segera memperoleh pengikut yang banyak. Hal demikian mencemaskan kaum elit di wilayah Palestina tersebut, baik terhadap Romawi yang berkuasa maupun kalangan pendeta Yahudi. Militer saat itu segera memburu Isa dengan bantuan Yudas, seorang pengikut Isa yang berkhianat. Rumah persembunyian Isa diketahui. Isa pun digrebek. Di sinilah perbedaan pendapat kalangan Nasrani dan Islam mulai terjadi.
Kalangan Nasrani meyakini Isa tertangkap dan dihukum salib. Penyaliban itu dianggap sebagai simbol pengorbanan Isa demi menebus dosa umat manusia. Sedangkan Quran menjelaskan bahwa yang ditangkap dan kemudian disalib bukanlah Isa melainkan orang yang wajahnya serupa Isa. Banyak kalangan menunjuk ucapan orang yang hendak dihukum salib "Eli, Eli lama sabakhtani (Tuhan..... ) sebagai bukti bahwa yang disalib tersebut bukanlah Isa. Mereka bahkan meyakini yang tersalib adalah Yudas.
Tentang keberadaan Isa kemudian, para ahli tafsir meyakini bahwa Isa "diangkat Allah" ke akhirat. Sedangkan Jamaah Ahmadiyah berpendapat bahwa Isa lolos dari kepungan tersebut, lalu menyamar sebagai orang biasa, dan wafat secara wajar.



















8. Kisah Nabi Zakaria a.s
Zakaria adalah keturunan Sulaiman. Ia dan istrinya, Isya, membaktikan diri untuk menjaga Baitul Maqdis -rumah ibadah peninggalan Sulaiman di Yerusalem. Ia terus menyeru kaum kerabatnya, orang-orang Yahudi, yang telah meninggalkan ajaran para nabi terdahulu untuk kembali ke ajaran yang benar. Namun ajakannya tak banyak diikuti kaumnya sampai Zakaria berusia lanjut.
Hingga saat itu, Zakaria belum punya anak yang sangat ia dambakan. Ia kemudian mengangkat Maryam, anak seorang salih bernama Imran. Imran adalah kakak Isya, dengan demikian Maryam juga keponakan istri Zakaria. Imran dibunuh oleh orang Yahudi lainnya. Maryam yang masih bocah pun diperebutkan banyak keluarga untuk dipungut sebagai anak. Zakaria berhasil mendapatkan Maryam setelah memenangkan undian.
Oleh Zakaria, Maryam dibangunkan kamar di Baitul Maqdis. Di sanalah Maryam tinggal dan bermunajat kepada Allah. Kegiatan sehari-hari Maryam adalah membersihkan rumah Allah tersebut. Suatu hari, Zakaria terkejut mendapati buah-buahan di luar musimnya berada di kamar Maryam. Maryam menyatakan pada Zakaria bahwa buah-buahan itu berasal dari Allah.
Zakaria terus berdoa agar dikaruniai keturunan. Allah mengabulkan doa tersebut, dan mengabarkan akan memberi Zakaria seorang anak. Zakaria sempat terkejut. Bagaimana mungkin ia dan istrinya yang sudah sangat tua dapat dikaruniai anak. Ketika itu diperkirakan Zakaria telah berusia lebih dari 100 tahun. Akhirnya keluarga Zakaria memang dikarunia keturunan yang akan melanjutkan tugas dakwahnya, yakni Yahya









9. Kisah Nabi Ishaq.a.s
Ishaq adalah anak dari istri pertama Ibrahim, Sarah. Ketika mengandung, Sarah sudah sangat lanjut usia. Saat itu ia diperkirakan telah berusia 90 tahun. Karenanya ia sangat heran: bagaimana mungkin dalam usia selanjut itu masih hamil. Berita tersebut sekaligus menjadi pelipur lara Ibrahim yang baru mendengar kabar sedih tentang perilaku orang-orang Sodom dan Amurah pada Luth.
Ternyata Ishak lahir dengan sehat. Tak banyak terkisahkan riwayat hidup Ishak ini. Yang pasti ia banyak menemani ayahnya untuk berdakwah di daerah Kana'an dan Sam -Palestina. Ia kemudian menikahi Rifqah, cucu saudara Ibrahim bernama Nahur. Dari penikahannya itu, mereka dikarunia dua anak yakni Ishu dan Ya'kub. Ya'kub kemudian menjadi rasul pula. Orang-orang Yahudi sekarang adalah keturunan Ya'kub. Mereka menyebut nama kakek moyangnya tersebut "Israel" -nama yang kini diabadikan sebagai nama negara oleh orang-orang Yahudi















10. Kisah Nabi Isa .a.s
Isa adalah keturunan Daud dan Sulaiman. Dialah rasul dari kalangan Bani Israel yang pengaruhnya menyebar hingga di luar kalangan Yahudi. Tahun kelahirannya hingga kini dijadikan dasar perhitungan kalender Masehi. Adapun tanggal kelahirannya tidak pernah dinyatakan secara jelas. Yang pasti bukan tanggal 25 Desember yang sekarang diperingati sebagai Hari Natal, karena penentuan tanggal itu lebih dikaitkan dengan mitologi serta perhitungan astronomi menyangkut perubahan posisi bumi terhadap matahari.
Kisah Isa diawali dari peristiwa kedatangan malaikat menemui Maryam yang tinggal di kamarnya di Baitul Maqdis. Maryam menyangka malaikat itu adalah laki-laki yang hendak menggodanya. Tapi sang malaikat menyatakan dirinya hanya diutus Allah untuk menyampaikan kabar bahwa Maryam akan punya putra. Sebuah kabar yang sempat tak dipercayai Maryam karena dirinya seorang perempuan baik-baik dan tak pernah berhubungan dengan laki-laki.
Atas kehendak Allah, Maryam pun hamil. Baru menjelang abad 21, ilmu pengetahuan dapat menjelaskan bahwa secara teoritis manusia dapat mempunyai anak tanpa harus ada pertemuan antara sperma dengan sel telur, yakni dengan teknik kloning. Sekarang pun ilmu pengetahuan belum mampu menyingkap sepenuhnya fenomena kehamilan Maryam tersebut. Pada masa itu, kehamilan Maryam merupakan kontroversi besar.
Dengan menanggung beban hujatan masyarakatnya, Maryam meninggalkan Baitul Maqdis. Kalangan Nasrani meyakini Maryam melahirkan Isa di tempat pengasingannya di Baitullahim (Betlehem). Quran hanya menjelaskan saat Maryam berlindung di bawah pohon korma. Allah memerintahkan Maryam untuk menjejakkan kaki untuk memperoleh air minum, serta menggoyang pohon itu untuk mendapatkan makanan.
Kelahiran Isa mengundang tudingan keras pada Maryam. Mereka menganggap Maryam telah mencemarkan nama baik keluarganya karena mempunyai anak tanpa suami. Sekali lagi mukjizat terjadi. Isa yang masih bayi tiba-tiba berbicara menjelaskan mukjizat Allah tersebut. Isa juga memperlihatkan sejumlah mukjizat lagi ketika dewasa. Diantaranya adalah ketika ia membentuk seekor burung dari tanah liat dan burung itu tiba-tiba hidup. Ia -atas izin Allah-menghidupkan orang mati, menyembuhkan kebutaan seseorang yang dideritanya sejak lahir, serta mendatangkan makanan yang semula tak ada.
Dengan berbagai mukjizat itu, Isa segera memperoleh pengikut yang banyak. Hal demikian mencemaskan kaum elit di wilayah Palestina tersebut, baik terhadap Romawi yang berkuasa maupun kalangan pendeta Yahudi. Militer saat itu segera memburu Isa dengan bantuan Yudas, seorang pengikut Isa yang berkhianat. Rumah persembunyian Isa diketahui. Isa pun digrebek. Di sinilah perbedaan pendapat kalangan Nasrani dan Islam mulai terjadi.
Kalangan Nasrani meyakini Isa tertangkap dan dihukum salib. Penyaliban itu dianggap sebagai simbol pengorbanan Isa demi menebus dosa umat manusia. Sedangkan Quran menjelaskan bahwa yang ditangkap dan kemudian disalib bukanlah Isa melainkan orang yang wajahnya serupa Isa. Banyak kalangan menunjuk ucapan orang yang hendak dihukum salib "Eli, Eli lama sabakhtani (Tuhan..... ) sebagai bukti bahwa yang disalib tersebut bukanlah Isa. Mereka bahkan meyakini yang tersalib adalah Yudas.
Tentang keberadaan Isa kemudian, para ahli tafsir meyakini bahwa Isa "diangkat Allah" ke akhirat. Sedangkan Jamaah Ahmadiyah berpendapat bahwa Isa lolos dari kepungan tersebut, lalu menyamar sebagai orang biasa, dan wafat secara wajar.



















11. Kisah Nabi Yaqub .a.s
Allah telah menyampaikan kepada Nabi Ibrahim A.S. berita gembira tentang kelahiran Nabi yang elit iaitu Ishaq dan Ya'qub. Allah telah berfirman yang bermaksud:"Maka ketika Ibrahim sudah Ibrahim sudah menjauhkan diri daripada mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya'qub Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi. Dan Kami anugerahkan kepada mereka sebahagian dari rahmat Kami dan Kami jadikan mereka buah tutur yang baik lagi tinggi" (Maryam, 19: 49-50)
Kualiti Nabi Ya'qub
Nabi Ya'qub ialah anak lelaki Nabi Ishaq dengan isterinya Rebecca. Baginda dilahirkan di Palestin. Baginda hidup bersama bapanya dan datuknya. Baginda beriman sepenuhnya dengan Tuhan yang satu. Dia memimpin pengikutnya untuk berbuat kebaikan dan menjauhi kejahatan. Baginda menasihati mereka untuk sentiasa bersolat dan memberi sedekah. Baginda juga adalah seorang yang bijaksana. Allah telah mencurahkan rahmat-Nya kepada baginda dan kaum kerabat baginda.
"Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang zalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata" (Asy-Syafaat, 37: 113)
Pada usia 60 tahun, Nabi Ishaq telah dikurniakan anak kembar bernama Esau dan Ya'qub. Esau menjadi seorang pemburu dan akan memberikan daging buruannya kepada ibu bapanya yang sudah tua. Ishaq pula dipilih menjadi nabi kepada Bani Israil.
Perkahwianan Nabi Nabi Ya'qub A.S. dan Anak-anak.
Telah diceritakan bahawa bapa sudaranya Laban, telah menjanjikan selama tujuh tahun untuk mengahwinkan Rachel dengan Nabi Ya'qub A.S. Pada akhir tempoh tersebut perkahwinan itu dituntut. Kemudian, baginda terlibat dengan perjanjian perkahwinan dengan tiga orang wanita. Nabi Ya'qub A.S. mempunyai empat orang isteri dan dua belas orang anak lelaki yang menjadi ketua kepada dua belas kumpulan. Nabi Yusuf A.S. dan Benjamin adalah anak Rachel. Nabi Ya'qub sangat rapat dan mengambil berat tentang mereka.Penentangan Terhadap Nabi Yusuf A.S.
Anak-anak daripada isteri-isteri lain cemburukan Nabi Yusuf A.S. dan mereka merancang untuk memisahkan Nabi Yusuf A.S. daripada bapa mereka. Mereka membawa Yusuf keluar dengan alasan untuk mengembala kambing tetapi mereka mencampakkan Yusuf ke dalam perigi buta. Mereka kembali ke rumah sambil menangis dan mengatakan bahawa serigala telah menyerang Yusuf. Nabi Ya'qub A.S. telah mengagak bahawa mereka hanya mereka-reka cerita sahaja. Baginda mengalami penyeksaan mental pada usia yang lanjut itu.
Baginda menangis siang dan malam dan akhirnya hilang penglihatannya. Selepas beberapa lama, baginda mendapat tahu yang Yusuf masih hidup dan menjadi penjaga gudang di Mesir. Nabi Ya'qub A.S. dan keluarganya pergi ke Mesir atas jemputan anaknya itu. Mereka disambut dengan baik dan Nabi Ya'qub A.S. terus menetap di sana. Baginda meninggal ketika berusia 140 tahun dan dimakamkan di Hebron (al-Khalil) seperti yang dikehendaki baginda.
Semasa Nabi Ya'qub A.S. sedang nazak, baginda memanggil semua anak-anak baginda dan berpesan seperti yang disebutkan dalam al-Quran:
"Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam" Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalanku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (iaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya" " (Al-Baqarah, 2: 132-133)












12. Kisah Nabi Syuaib a.s
Perihal penduduk Madyan
Pada suatu waktu yang lalu, sebuah negeri telah dijajah di utara Arab. Negeri ini dinamakan Madyan kerana anakanda nabi Ibrahim yang bernama Madyan telah menetap di sana. Ia merupakan tanah yang subur dan kaya dengan khazanah alam semulajadi. Para penduduk menjalankan kegiatan berniaga sebagai sumber pendapatan utama. Namun mereka kerap tidak jujur dalam urusan perniagaan. Mereka mengurangkan timbangan dan berdusta dalam pengiraan. Mereka juga cenderung untuk menipu, tidak berakhlak, berzina dan bermacam-macam lagi jenayah. Kekayaan telah menyebabkan mereka menjadi keras hati dan suka melawan. Mereka juga tidak mempercayai akan kekuasaan Tuhan, yang menyebabkan mereka sudah tidak mengendahkan lagi akan batas-batas kesusilaan dan nilai-nilai murni. Maka Allah telah menghantar Shu'ayb untuk memperbaiki dan mencorakkan semula penduduk di Madyan. Seperti di dalam al Quran (al-A'raaf:85),'Dan kami telah mengutus penduduk Madyan saudara mereka Shu'ayb. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selaman-Nya. Sesungguhnya telah datang kepada mereka kepadamu bukti-bukti yang nyata dari Tuhan mu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerosakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang yang beriman."
Seruan Nabi Shu'ayb dan tentangan terhadap baginda
Menurut kajian yang telah dijalankan oleh Ibnu Khaldun, bonda nabi Shu'ayb merupakan seorang wanita yang warak. Salasilah baginda bertemu dengan keturunan nabi Ibrahim. Baginda merupakan seorang pemidato yang petah sehinggakan digelar 'Khatibul Anbiya'. Baginda sering sentiasa menasihati penduduk Madyan supaya memperbaiki hidup mereka dan tidak berkelahi sesama sendiri. Namun mereka langsung tidak mengendahkan seruan baginda malah semakin lagi mencemuhnya. Mereka mula menyeksa dan mencemuh tetamu-tetamu yang ingin pergi ke rumah baginda. Baginda tetap meneruskan dakwah dan memberi amaran kepada kaum musyrikin itu,"Dan duduklah kamu di setiap jalan, membelakangkan perintah Tuhan dan mengancam pengikut-Nya, serta ingatlah, apabila kamu sedikit dan Allah menggandakan pengikutmu, lihatlah akan pembalasan kepada mereka yang menghalang jalan Allah." Terdapat beberapa ketua suku penduduk Madyan telah mengancam untuk menghalau nabi Shu'ayb dan pengikutnya dari Madyan. Al-Quran telah mengesahkan di dalam surah al-A'raaf:86, 'Pemuka-pemuka dari kaum Shu'ayb yang menyombongkan diri berkata :"Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Shu'ayb dan orang-orang yang beriman kepadamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami". Berkata Shu'ayb: "Dan apakah (kamu akan mengusir kami) walaupun kami tidak menyukainya?".Baginda tidak menghiraukan ancaman tersebut malah memperhebatkan lagi dakwah baginda. Baginda mengingatkan penduduk Madyan akan azab dari Tuhan yang telah turun kepada kaum terdahulu. Seperti di dalam surah Huud : 89,
"Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Huud atau kaum Saleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu."
Pembalasan kepada penduduk Madyan
Penduduk Madyan sering mempersendakan seruan nabi Shu'ayb dan kebenaran agama Allah. Mereka menyeksa baginda serta pengikutnya dengan melanggar batas-batas moral. Apabila mereka tetap meneruskan akan kedegilan mereka, maka Allah telah menurunkan azab yang dahsyat kepada mereka sebagai pembalasan di atas perbuatan mereka."Dan tatkala datang azab kami, Kami selamatkan Shu'ayb dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengannya dengan rahmat dari kami, dan orang-orang yang zalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah kebinasaan bagi kaum Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa."(Huud:94-95)Kewafatan nabi Shu'ayb
Nabi Syu'ayb wafat tidak lama selepas kemusnahan penduduk Madyan. Baginda telah dikebumikan di Shaban berdekatan dengan lembah Ibn' Ali. Kebanyakan pelawat datang dari jauh untuk melawat makam baginda.








13. Kisah Nabi Ayyub a.s
Nabi Ayyub A.S. adalah salah seorang daripada keturunan Nabi Ibrahim A.S. dan juga anak saudara Nabi Ya'qub A.S. Baginda diutuskan untuk memulihkan kaum yang tinggal di padang pasir yang terletak di timur laut Palestin.
Apabila Nabi Ayyub A.S. dipilih menjadi nabi, baginda mula mengajar para penduduk tentang agama Allah. Baginda menasihati mereka untuk melakukan kebaikan dan menjauhi kejahatan. Seperti nabi-nabi yang lain, sedikit sahaja yang mahu mendengar ajaran baginda pada mulanya, tetapi akhirnya jumlahnya makin bertambah.
Nabi Ayyub A.S. Adalah Seorang Hartawan
Nabi Ayyub A.S. adalah seorang yang kaya dan sangat beriman kepada Allah. Baginda mempunyai ladang yang luas, harta yang bernilai dan binatang ternakan yang banyak. Semua ini tidak sedikitpun membuatkan baginda lupa diri. Kekayaan baginda adalah kurniaan daripada Allah S.W.T.
Nabi Ayyub A.S. Menunjukkan Kesabaran
Nabi Ayyub A.S. adalah seorang yang besifat merendah diri dan bertakwa kepada Allah. Baginda adalah seorang yang sangat penyabar. Baginda menderita dengan pelbagai dugaan tetapi tidak sedikit pun baginda mengeluh tentang nasib yang menimpanya. Suatu hari, ladang baginda yang besar telah diserang oleh sekumpulan perompak. Mereka membunuh ramai pekerja-pekerja dan membawa lari sebahagian besar binatang ternakan. Nabi Ayyub A.S. tidak berasa sedih atas kerugian tersebut tetapi bersyukur kepada Allah. Tidak berapa lama selepas kejadian itu, bumbung rumah baginda pula runtuh dan ramai ahli keluarganya terlibat dalam kejadian tersebut. Nabi Ayyub A.S. sangat terkejut tetapi baginda tetap bersabar dengan berpegang pada iman yang kukuh. Baginda tidak menangis mahupun goyah iman kepada Allah. Baginda menganggap bahawa kesenangan dan anak-anak adalah ganjaran daripada Allah. Sekiranya Allah mengambil semula pemberian-Nya, tiada gunanya menangisi kehilangan tersebut.
Selepas beberapa tahun kemudian, Nabi Ayyub A.S. menderita penyakit kulit pula. Bahagian-bahagian tubuhnya diliputi dengan kudis yang menjijikkan. Baginda mempunyai ulser yang buruk rupanya pada muka dan tangannya. Kudisnya dipenuhi ulat. Diceritakan bahawa baginda mengutip ulat-ulat yang jatuh dari bengkak yang bernanah dan memuji Allah atas penciptaan ulat-ulat tersebut. Semua kejadian ini telah menyebabkan kawan-kawannya menganggap ia adalah akibat dosa yang baginda lakukan. Mereka jijik memandang baginda dan meninggalkan baginda kecuali isteri yang setia, Rahima.
Namun begitu Rahima juga menjadi semakin letih hidup bersama dengan baginda. Dia berdoa supaya suaminya meninggal dunia daripada terpaksa menahan kesakitan yang berlarutan. Dia mencela suaminya yang ikhlas bertahan dengan kesakitan dialami. Semasa Nabi Ayyub A.S. dalam keadaan yang menyedihkan, baginda berdoa:"(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang" (Al-Anbiyya, 21: 83)
Allah telah memakbulkan doanya. Firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud:
"Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka sebagai satu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah"
(Al-Anbiyya, 21: 84)
Nabi Ayyub A.S. Sembuh dan Kembali Mewah
Lalu Allah mengurniakan rahmat-Nya kepada baginda. Baginda di arahkan untuk menghentakkan kaki ke bumi. Baginda menurutinya dan dengan izin Allah, keluar mata air dari tempat tersebut. Baginda lantas mandi dengan air tersebut dan hilanglah kesakitan yang dialami. Selepas itu, baginda dikembalikan dengan kekayaan dahulu. Baginda melutut dan bersyukur yang amat sangat dengan anugerah yang diberi. Baginda tidak lupa dengan bantuan, belas kasihan dan kasih Allah terhadap baginda.
Nabi Ayyub A.S. adalah salah seorang nabi yang terkenal. Baginda menjadi teladan bahawa sesiapa yang sabar menahan dugaan dan ujian dalam apa jua keadaan, akhirnya akan mendapat ganjaran yang tinggi. Allah telah menerangkan dalam Quran:
"Dan sungguh akan Kami berikan cubaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, 'Innalillahi wa innaa ilaihi raaji'uun'. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (A Baqarah, 2: 155-157)







14. Kisah Nabi Yusuf a.s
Nabi Ya'qub A.S. mempunyai 12 orang anak lelaki. Salah seorang daripadanya bernama Yusuf yang mempunyai perjalanan hidup yang menarik. Yusuf adalah seorang pemuda yang kacak, berbudi pekerti mulia dan berpersonaliti menarik. Nabi Ya'qub mempunyai pengaruh yang besar terhadap Yusuf, anak yang paling disayangi baginda. Saudara-saudara Yusuf mula berasa cemburu dan mereka bersatu menentang Yusuf dan merancang untuk menyingkirkannya keluar.
Mimpi Nabi Yusuf dan Tafsirannya
Apabila Nabi Yusuf A.S. meningkat remaja, baginda mendapat mimpi yang istimewa. Baginda segera memberitahu bapanya mimpi tersebut. Baginda bermimpi yang terdapat 11 butir bintang dan bulan serta matahari melutut di hadapan baginda. Nabi Yusuf A.S. sangat gembira mendapat mimpi yang menakjubkan itu. Jantung baginda berdegup kencang semasa mengkhabarkan mimpi tersebut kepada bapanya. Al-Quran menerangkan peristiwa tersebut dalam ayat berikut:
"(Ingatlah) ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku"" (Yusuf, 12: 4)
Apabila mendengar mimpi tersebut, Nabi Ya'qub secara membisik menasihati anaknya supaya tidak memberitahu saudara-saudaranya yang lain memandangkan rasa cemburu mereka yang meluap-luap. Baginda memberitahu Yusuf, kemungkinan mereka akan merancang pakatan menentang Yusuf. Nabi Ya'qub A.S. telah mentafsirkan mimpi tersebut bahawa Yusuf akan menjadi seorang yang terkenal. Allah akan mengurniakan kebijaksanaan, nikmat dan penghormatan. Baginda juga akan mendapat kelebihan meramalkan kejadian masa depan. Kesimpulannya, Yusuf akan diangkat sebagai seorang nabi. Saudara-saudaranya yang sebelas lagi (11 bintang), ibu dan bapanya (bulan dan matahari) akan memerlukannya dan akan tunduk terhadap kedudukannya yang mulia. Ayat dalam al-Quran yang berkaitan adalah seperti berikut:
"Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpi-mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia." Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari ta'bir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Ya'qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan ni'mat-Nya kepada dua orang bapamu sebelum itu, (iaitu) Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana" (Yusuf, 12: 6-7)
Pakatan Menentang Nabi Yusuf A.S.
Saudara-saudara Yusuf tidak suka baginda seorang sahaja yang disayangi Nabi Ya'qub A.S. Perasaan cemburu membara dalam hati mereka dan mereka mengambil keputusan untuk menghapuskan baginda Nabi Yusuf A.S. Salah seorang daripada mereka mencadangkan supaya dibunuh sahaja Nabi Yusuf A.S. tetapi saudara-saudara yang lain tidak bersetuju kerana menganggap perbuatan itu adalah amat keterlaluan. Kemudian, saudara yang lain menyarankan supaya dicampakkan Nabi Yusuf A.S. ke dalam lubang. Semua bersetuju dengan cadangan tersebut.
"Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya. (Yaitu) ketika mereka berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu daerah (yang tidak dikenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik". Seorang daripada mereka berkata: "Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dasar sumur supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat." " (Yusuf, 12: 7-10)
Rancangan Dilaksanakan
Bagi melaksanakan rancangan tersebut, saudara-saudara yang lain telah mendekati bapa mereka dan memujuk Nabi Ya'qub untuk membawa anak kesayangannya Yusuf bersama-sama mereka menggembala kambing. Mereka memujuk sehingga menimbulkan kecurigaan di hati baginda. Baginda risau disebabkan rasa cemburu, mereka akan berbuat sesuatu terhadap Yusuf. Pada mulanya Nabi Ya'qub A.S. berat hati membenarkan Yusuf mengikuti mereka, namun anak-anaknya yang lain memujuk dengan sedaya upaya untuk memuaskan hati bapa mereka. Mereka memberi jaminan bahawa mereka akan menjaga adik mereka walaupun mengancam nyawa mereka. Oleh kerana tidak mahu Yusuf jauh daripada saudaranya, baginda pun dengan membenarkan mereka membawa Yusuf . Jadi mereka berpeluang untuk melaksanakan rancangan jahat mereka.
"Mereka berkata: "Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengungini kebaikan baginya. Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya." Berkatalah Ya'qub; "Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku khuatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah daripadanya." Mereka berkata: "Jika ia benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi" Maka tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka masukkan dia), dan (di waktu itu dia sudah dalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf: "Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tiada ingat lagi." " (Yusuf, 12: 11-15)
Mereka meneruskan perjalanan menuju ke gunung. Mereka semua berasa gementar kecuali Nabi Yusuf A.S. yang akan menjadi mangsa.
Semasa mereka bergembira dengan perjalanan tersebut, mereka telah menolak Nabi Yusuf A.S. masuk ke dalam sebuah perigi buta. Baginda jatuh dan berasa sakit seluruh badannya. Tiada makanan dan minuman dalam perigi yang gelap dan menakutkan itu. Baginda menjerit tetapi suaranya tidak dapat didengar ke atas. Baginda menyedari ini merupakan muslihat saudara-saudaranya.
Nabi Ya'qub Dimaklumkan Tentang Kehilangan Yusuf
Saudara-saudara Nabi Yusuf A.S. berasa bersalah dalam diri mereka kerana mereka telah melakukan satu perkara yang memalukan. Mereka berjalan pulang dengan wajah-wajah yang muram. Mereka mendekati bapanya yang menangis. Mereka berpura-pura menangis semasa memberitahu baginda bahawa Nabi Yusuf A.S. telah ditelan serigala. Mereka menunjukkan baju yang dipenuhi darah sebagai bukti. Ayat al-Quran ada menyebut tentang kejadian ini.
"Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di petang hari sambil menangis. Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf berdekatan barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar." Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Nabi Ya'qub berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan" " (Yusuf, 16-18)
Nabi Yusuf A.S. Dikeluarkan Dari Perigi Dan Dijual
Nabi Yusuf A.S. seorang yang sangat tabah dan cekal. Baginda cuba memanjat keluar daripada perigi yang dalam itu, tetapi gagal. Akhirnya dia duduk sahaja sambil berdoa memohon pertolongan Allah. Selepas beberapa lama, sebuah kafilah melalui perigi tersebut.Sebahagian daripada mereka memerlukan air untuk mengurangkan dahaga. Salah seorang daripada mereka menurunkan bekas ke dalam perigi tersebut tetapi dia tidak dapat mendengar percikan air di dalamnya. Perigi itu kering dan kosong kecuali Nabi Yusuf A.S. yang duduk menunggu seseorang menyelamatkan baginda. Apabila bekas yang diturunkan mengenai baginda, baginda lantas memaut pada bekas tersebut dan akhirnya baginda berjaya keluar dari perigi tersebut. Baginda berasa sangat lega dan bersyukur kepada Allah yang mengurniakan bantuan kepada baginda. Dia membersihkan dirinya dan menerangkan kepada mereka tentang kejadian yang telah menimpa dirinya. Selepas itu Nabi Yusuf A.S. telah dibawa ke Mesir dan dijual sebagai hamba.
"Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: "Oh, kabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak." Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya." (Yusuf, 12: 19-21)
Nabi Yusuf A.S. kemudiannya dibeli oleh seorang pembesar yang terkenal. Baginda kepada pembesar tersebut dan keluarga.
Nabi Yusuf A.S. Mengatasi Godaan
Nabi Yusuf A.S. adalah seorang pemuda yang tampan dan menarik. Baginda sangat mempersonakan dan menawan. Baginda adalah seorang budiman yang dikurniakan Allah dengan nikmat, kasih sayang dan sentiasa dipelihara Allah. Baginda disanjungi oleh ahli-ahli rumah tuannya. Masa berlalu, isteri tuannya telah meletakkan baginda pada kedudukan yang tidak sepatutnya. Dia telah jatuh cinta kepada baginda dan tidak dapat melupakan Nabi Yusuf A.S. Pada suatu hari, semasa ketiadaan suaminya, dia mendekati baginda dan berkeinginan untuk lebih rapat lagi dengan baginda. Nabi Yusuf A.S. mengelakkan diri daripadanya meskipun menjeling ke arah wanita tersebut. Baginda cuba melarikan diri, tetapi dia telah mengejar juga Nabi Yusuf A.S.. Dia menarik baju Nabi Yusuf A.S. dari belakang lantas terkoyaklah baju baginda. Tiba-tiba muncul pembesar di tempat kejadian dan dia berasa sangat marah melihat keadaan tersebut.
Isteri pembesar sangat malu dan menangis kekecewaan kerana gagal melaksanakan perbuatan jahat yang dirancangnya. Dia menuduh Yusuf yang tidak bersalah, telah cuba mencabulnya. Nabi Yusuf A.S. menerangkan kedudukannya yang sebenar dengan sokongan seorang pelayan sebagai saksi dan berkata: "Lihatlah bajunya. Ia terkoyak di bahagian belakang, Yusuf sgt tidak bersalah. Dia tidak sepatutnya dipersalahkan. Sekiranya koyak adalah di bahagian hadapan, tertuduh boleh dianggap penipu." Apabila diperiksa, nyatalah baju Nabi Yusuf A.S. terkoyak di bahagian belakang dan Nabi Yusuf A.S. didapati tidak bersalah. Tuannya yakin bahawa Nabi Yusuf A.S. tidak bersalah dan merayu supaya dilrahsiakan kejadian tersebut dari pengetahuan ramai. Kemudian dia menyuruh isterinya memohon maaf kepada Nabi Yusuf A.S.
Jamuan Diatur
Ramai orang mendengar khabar insiden yang telah berlaku itu. Mereka heboh memperkatakan tentang isteri pembesar yang telah jatuh hati dan cuba menggoda hambanya itu. Seluruh penduduk bandar bercakap tentang kejadian tersebut.Apabila isteri pembesar mendapat tahu yang dia telah menjadi bahan bualan ramai, dia merancang satu jamuan istimewa. Dia mahu menunjukkan kepada orang lain bahawa daya tarikan Nabi Yusuf A.S. amat sukar ditandingi. Jadi dia telah menjemput kebanyakan wanita di bandar itu datang ke jamuan tersebut.
Pada hari jamuan diadakan, para tetamu berbual dan bergembira serta dihidangkan dengan makanan dan buah-buahan. Isteri pembesar tersebut telah memberikan sebilah pisau yang tajam kepada setiap tetamu wanita untuk mengopek kulit buah-buahan.Sedang mereka sibuk menggunakan pisau tersebut, isteri pembesar telah menyuruh Nabi Yusuf A.S. masuk ke dalam ruang tetamu. Apabila terbuka sahaja pintu, suasana menjadi diam seketika dan Nabi Yusuf A.S. berdiri dengan tenang. Wanita-wanita tersebut melihat ke arahnya dan terpesona dengan ketampanan baginda. Baginda sangat menarik sehingga sebahagian besar daripada mereka terkejut. Mereka terlupa yang mereka sedang menggunakan pisau lalu mereka terpotong jari-jari mereka dalam suasana yang menakjubkan. Firman Allah dalam al-Quran yang bermaksud:
"Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebilah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (nampakkanlah dirimu) kepada mereka". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia, Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia". Wanita itu berkata: "Itulah dia orang yang kamu cela aku kerana (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, nescaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk dalam golongan orang-orang yang hinaaaa"" (Yusuf,12: 31-32)
Nabi Yusuf A.S. dalam Penjara
Nabi Yusuf A.S. mendapati dirinya terjebak dalam masalah yang serius. Semakin lama masalah tersebut menjadi semakin rumit. Nabi Yusuf A.S. berdoa kepada Allah Maha Kuasa untuk mengurniakan perlindungan daripada wanita-wanita tersebut. Baginda berharap dapat masuk ke dalam penjara daripada diperlakukan sedemikian. Baginda juga ingin melarikan diri daripada godaan naluri seksual mereka. Firman Allah yang bermaksud:
"Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku ini akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh"" (Yusuf, 12: 33)
Allah telah memakbulkan doanya untuk menahan dari godaan syaitan. Golongan elit di bandar tersebut telah sedar bahawa wanita-wanita mereka telah terpikat dengan Nabi Yusuf A.S. Walaupun mereka mengetahui bahawa baginda pernah terlibat dengan sebarang jenayah, mereka mengambil keputusan untuk memenjarakan Nabi Yusuf A.S. bagi mengelakkan kekecohan dalam masyarakat. Baginda berada di dalam penjara selama beberapa tahun dan mendapat kawan dari golongan banduan. Di sana, baginda telah menyeru mereka kepada agama Allah dan berusaha memulihkan mereka yang terpegun dengan personaliti baginda.
Pada suatu hari, dua orang banduan telah mendapat mimpi yang aneh. Lalu mereka pun datang kepada baginda untuk mendapatkan tafsiran tentang mimpi mereka. Seorang daripada mereka telah berkata: "Aku melihat diriku sedang memerah arak" dan banduan kedua pula berkata: "Aku bermimpi membawa sebakul roti di atas kepala dan burung-burung memakannya dari dalam bakul tersebut." Nabi Yusuf A.S. menyuruh mereka menunggu sehingga berakhirnya waktu makan tengah hari. Mereka tidak sabar-sabar untuk mengetahui keputusannya. Pada waktu yang telah ditetapkan, Nabi Yusuf A.S. pun memberitahu tafsiran yang telah dibuat. Lelaki yang memerah arak, akan mendapat kebebasan dan akan menjamu arak kepada tuannya. Manakala seorang lagi akan disalib sebagai hukuman atas jenayah yang telah dilakukannya. Firman Allah dalam al-Quran yang bermaksud:
"Hai kedua penghuni penjara, "Adapun salah seorang di antara kamu berdua, akan memberi minum tuannya dengan khamar; adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebahagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku)"" (Yusuf, 12:41)
Tidak berapa lama kemudian, tafsiran mimpi tersebut menjadi nyata. Apabila lelaki yang pertama hendak meninggalkan penjara, Nabi Yusuf A.S. telah menyuruhnya mengingati tentang tuannya. Dia pun berbuat demikian sebagi satu penghormatan tetapi dia terlupa untuk memaklumkan kepada tuannya tentang Nabi Yusuf A.S. Jadi dia terpaksa tinggal di dalam penjara untuk beberapa tahun lagi.
Baginda terus berdoa dan mengajarkan ajaran-ajaran yang baik semasa dalam penjara. Pada suatu hari, raja Mesir telah bermimpi yang tujuh ekor lembu gemuk dimakan oleh tujuh ekor lembu kurus. Raja itu juga bermimpi tujuh tangkai jagung yang elok dan tujuh lagi tangkai jagung yang lalu. Raja Mesir tersebut begitu ingin mengetahui tafsiran mimpinya. Semua orang menjadi buntu kerana tidak ada seorang pun yang benar-benar dapat mentafsirkan mimpi tersebut. Ada yang mengatakan bahawa ia adalah mimpi kejadian yang sudah lepas.
Bekas banduan yang telah bebas telah memberitahi mereka tentang Nabi Yusuf A.S. yang telah mentafsirkan dengan baik mimpinya sebelum ini. Raja tersebut sangat gembira dan menghantar lelaki tersebut sebagai wakil untuk bertemu dengan Nabi Yusuf A.S. di dalam penjara. Lelaki tersebut segera menemui baginda dan memohon maaf kerana tidak memberitahu tuannya tentang baginda. Kemudian dia bertanya tentang tafsiran mimpi yang pelik itu. Nabi Yusuf A.S. berkata: "Kamu akan menabur benih untuk tujuh tahun dengan gigih. Kemudian akan tiba tujuh tahun musim menuai yang mewah dalam negeri. Adalah lebih baik sekiranya dsimpan sebanyak mungkin makanan kerana kemungkinan besar akan terjadi kemarau yang berpanjangan selama tujuh tahun. Semasa tempoh kesukaran tersebut, simpanan perlu dijimatkan. Selepas itu akan tiba musim hujan lebat yang akan memusnahkan tanam-tanaman"
Nabi Yusuf A.S. Didapati Tidak Bersalah
Lelaki tersebut memohon kebenaran untuk pergi memaklumkan kepada raja tentang tafsiran mimpi tersebut. Lalu diapun pulang semula ke istana dan menceritakannya di hadapan para pengiring raja. Mereka semua sangat terkejut manakala raja pula sangat tertarik dan melahirkan keinginan untuk bertemu dengan Nabi Yusuf A.S. Dia segera memerintahkan supaya Nabi Yusuf A.S. dibebaskan dari penjara tetapi ditolak oleh baginda sehinggalah baginda didapati benar-benar tidak bersalah. Baginda mahu membersihkan nama yang telah tercemar. Raja lantas memanggil para wanita yang telah menyebabkan Nabi Yusuf A.S. dalam keadaan tidak selesa dan dipenjarakan. Mereka mengakui bahawa baginda sememangnya tidak bersalah.
"Berkata isteri Al-Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar"" (Yusuf, 12:50)
Nabi Yusuf A.S. Dilantik Sebagai Pengurus Gudang
Raja sangat terpehun dengan budi pekerti dan kebijaksanaan baginda. Kemudian dia menawarkan kedudukan yang penting dalam kerajaan dengan melantik baginda sebagai pengurus gudang. Firman Allah dalam al-Quran yang bermaksud:"Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami ". Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan"" (Yusuf, 12: 54-55)
Nabi Yusuf A.S. bekerja dengan penuh dedikasi. Baginda telah mencipta nama sebagai pegawai yang baik dan berpengaruh.
Sementara itu, Nabi Ya'qub A.S. hidup dalam keadaan keadaan yang sangat sedih. Baginda sangat merindui Nabi Yusuf A.S.. Baginda yakin dengan Allah yang baginda akan menemui semula anak kesayangan baginda itu. Saudara-saudara Nabi Yusuf A.S. juga semakin meningkat dewasa dan tetap mengingati muslihat yang telah mereka lakukan. Kejadian itu adalah satu perkara yang memalukan. Pada ketika itu, sudah tiba musim kemarau dan kekurangan makanan. Keluarga Nabi Ya'qub A.S. juga mengalami keadaan yang sulit. Mereka mendengar bahawa orang-orang Mesir mempunyai simpanan makanan yang banyak dan menjualnya dengan harga yang berpatutan. Maka anak-anak lelaki Nabi Ya'qub A.S. menyediakan kelengkapan untuk pergi ke Mesir untuk membeli bijiran.
Saudara-saudara Nabi Yusuf A.S. ke Mesir Dan Membeli Makanan
Apabila mereka tiba di Mesir, Nabi Yusuf A.S. dengan cepat dapat mengenali saudara-saudara baginda dan jantungnya berdegup kencang. Baginda tidak mengingatkan mereka tentang perbuatan yang telah mereka lakukan dan menyembunyikan identity sebenar diri baginda. Baginda melayan dengan baik dan menjualkan makanan kepada mereka dengan harga yang sangat berpatutan. Mereka berasa sangat terhutang budi dengan jasa baik baginda. Sebelum berangkat pulang Nabi Yusuf A.S. berpesan: "Jika kamu kembali ke sini, bawalah bersama adik bongsu kamu dari sebelah bapa. Jika pemerintahan ini tidak kamu tunaikan, aku tidak akan jualkan bijirin kepada kamu lagi"
Mereka kembali semula ke rumah selepas perjalanan yang meletihkan. Mereka telah memberitahu bapa mereka bahawa penjaga gudang makanan di Mesir berminat untuk melihat adik bongsu mereka. Apabila bapa mereka mendengar akan berita tersebut, Nabi Ya'qub A.S. menjadi sangat risau. Baginda tidak mahu kejadian yang sama berlaku dan baginda amat berat hati membenarkan adik Nabi Yusuf A.S. pergi bersama-sama mereka. Mereka berusaha juga memujuk baginda dan berjanji dengan nama Allah, mereka akan membawa pulang semula adik Nabi Yusuf A.S. Apabila mereka membuka karung bijirin , mereka amat terkejut melihat wang mereka di dalam karung tersebut.Selepas beberapa minggu, rombongan kedua sampai di Mesir dan mereka terus ke gudang utama. Nabi Yusuf A.S. sangat mengalu-alukan kedatangan mereka. Keadaan di sana pada waktu itu sangat sibuk. Nabi Yusuf A.S. menarik adiknya ke tepi dan memberitahunya bahawa baginda adalah Yusuf abangnya yang ditolak ke dalam perigi dahulu. Adik baginda sangat terkejut dan berasa sangat gembira tidak terhingga. Firman Allah bermaksud:
"Dan tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf, Yusuf membawa saudaranya (Bunyamin) ke tempatnya, Yusuf berkata: "Sesungguhnya aku (ini) adalah saudaramu, maka janganlah kami berdukacita terhadap apa yang telah mereka kerjakan"" (Yusuf, 12:69)Saudara Bongsu Ditahan
Nabi Yusuf A.S. mempunyai rancangan dalam fikirannya. Baginda menyediakan persiapan untuk mereka kembali ke rumah dan memasukkan cawan minuman ke dalam karung bijirin adik baginda. Semasa tersebut hendak berangkat pulang , seorang lelaki menjerit "Cawan perak raja sudah hilang!" Semua orang berasa cemas. Saudara-saudara Nabi Yusuf A.S. berkata : "Kami bukan pencuri dan kami ke sini bukan untuk berbuat kejahatan" Salah seorang rakyat Mesir berkata: "Sesiapa yang didapati bersalah perlu ditahan sebagai hukuman." Semua orang bersetuju dengan hukuman tersebut" Mereka mula mencari dalam setiap karung bijirin pelanggan. Mereka akhirnya menemui cawan minuman yang hilang dalam karung bijirin adik Nabi Yusuf A.S. Saudara-saudaranya yang lain cuba meyakinkan Nabi Yusuf A.S. supaya tidak menahan adik mereka tetapi baginda tetap menolak dan meminta supaya mereka tidak melanggar perjanjian yang telah dibuat. Mereka berasa sangat sedih dan abang yang sulung telah mengambil keputusan untuk pulang bertemu bapa mereka dengan membawa berita sedih itu. Dia tetap berada di Mesir dan menghantar saudaranya yang lain untuk memaklumkan kepada bapa mereka tentang semua yang telah berlaku. Mereka pulang dan menyampaikanberita yang menggemparkan itu kepada bapa mereka. Tetapi baginda tetap menunjukkan kesabaran yang tidak pernah goyah.
"Ya'qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana"" (Yusuf, 12: 83).
Walaubagaimanapun, baginda mengarahkan anak baginda bertanyakan khabar Nabi Yusuf A.S. dan adik bongsunya yang dirindui siang dan malam. Mereka pergi ke Mesir sekali lagi selepas beberapa minggu. Pada kali ini, mereka hanya mempunyai wang yang sedikit. Mereka meminta Nabi Yusuf A.S. membantu mereka. Mereka berpakaian comot dan kelihatan sangat menyedihkan. Firman Allah yang bermaksud:
"Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka berkata: "Hai al-Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan dan kami dating membawa barang-barang yang tak berharga, maka sempurnakanlah sukatan untuk kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah."" (Yusuf,12: 88)
Nabi Yusuf A.S. Menolong Saudaranya dan memaklumkan identiti sebenar
Nabi Yusuf A.S. memang terkenal dengan sifat pemurahnya. Baginda mempunyai hati yang lembut dan mudah bersimpati. Baginda kasihan melihat mereka dan membantu mereka dengan ikhlas hati. Akhirnya baginda menerangkan dirinya yang sebenar."Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?". Yusuf menjawab: "Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan kurnia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak mensia-siakan pahala orang-orang yang berbuat baik." (Yusuf,12: 90).
Pada waktu itu, semua saudaranya ingin segera memberitahu bapa mereka tentang berita gembira tersebut. Semasa mereka hendak berangkat pulang, Nabi Yusuf A.S. telah mengirimkan baju baginda untuk disampaikan kepada bapa mereka. Yusuf berkata:"Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah dia ke wajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku. " (Yusuf, 12: 93)
Saudara-saudaranya kembali ke rumah dengan semangat yang ceria. Nabi Ya'qub sangat gembira mendengar berita tersebut dan kembali bersinar matanya. Baginda berasa lega apabila dapat mencium bau Nabi Yusuf A.S. daripada baju yang dikirimkan. Anak-anak baginda memohon maaf dan mereka dimaafkan dengan hati yang terbuka.
Nabi Ya'qub A.S. bertemu Nabi Yusuf A.S.
Mereka akhirnya mengambil keputusan untuk menyelesaikan segalanya di Mesir. Mereka pun memulakan perjalanan ke Mesir dan disambut dengan meriah setelah tiba di sana. Nabi Ya'qub A.S. bertemu dengan anak baginda Nabi Yusuf A.S. setelah sekian lama terpisah. Baginda berkata:
" Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata :"Masuklah kamu ke negeri Mesir, InsyaAllah dalam keadaan aman"" (Yusuf, 12: 99) "Dan ia menaikkan kedua ibu bapanya ke atas singgahsana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku, inilah ta'bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari gurun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya Tuhan). Pencipta langit dan bumi, Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang soleh."" (Yusuf, 12: 100-101)












17. Kisah Nabi Yunus a.s
Nabi Yunus A.S. juga dikenali dengan dua nama panggilan yang lain iaitu "Dhun-Nun" (Raja Ikan) dan "Sahibil-Hot" (Sahabat Ikan). Dalam al-Quran ada menyebutkan yang bermaksud:
"Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahawa Kami tidak akan menyempitkan (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahawa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."" (Al-Anbiyaa', 21: 87)
"Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Tuhanmu, dan jangnlah kamu seperti orang (Yunus) yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang dia dalam keadaan marah (kepada kaumnya)" (Al-Qalam, 68: 48)
Yunus (Jonah) adalah anak lelaki Mitta berdasarkan kepada Tradisi yang diriwayatkan dalam Sahih Bukhari tetapi Taurat menyatakan bahawa nama bapa baginda ialah Amittai.
Apabila kenabian dianugerahkan ke atas baginda, baginda diperintahkan ke Nineveh untuk menyampaikan seruan Allah. Nineveh terletak di tebing sungai Tigris. Ia adalah ibu kota Assyria. Penduduk di sana mengalami keruntuhan moral dan sangat angkuh. Mereka hidup penuh dengan dosa. Nabi Yunus A.S. cuba sedaya upaya untuk memulihkan mereka tetapi mereka hanya memekakkan telinga dengan nasihat dan amaran baginda. Tidak lama selepas itu, baginda menjadi semakin tawar hati dengan kelakuan penduduk tersebut. Akibatnya dia menjadi putus asa dan memohon kepada Allah supaya diturunkan bala ke atas penduduk Nineveh. Baginda hilang sabar dan bertindak sebelum mendapat arahan daripada Allah. Baginda menyangkakan sudah tentu baginda tidak akan turut terkena bala tersebut. Lalu Nabi Yunus A.S. meneruskan perjalanan menuju ke laut dan menaiki sebuah bot. Malangnya, bot tersebut dipukul ombak dan para kelasi bot menuduh baginda yang membawa nasib malang tersebut. Jadi mereka mengambil keputusan untuk membuang baginda ke laut tetapi para penumpang tidak bersetuju. Kemudian, ramai penumpang karam dan nama baginda disebut juga.
Nabi Yunus A.S. dibuang ke dalam laut untuk keselamatan bot tersebut. Apabila baginda jatuh ke dalam laut, seekor ikan yang sangat besar telah menelan baginda. Lalu baginda berada dalam keadaan yang sangat sengsara. Baginda sedar yang dia perlu mengalaminya kerana lalai menjalankan tugasnya sebagai seorang nabi. Baginda tidak sepatutnya melarikan diri tetapi mesti terus bersabar dan bergantung kepada kuasa Allah walaupun menghadapi suasasana yang tidak menyokong seruan Allah.
Baginda berasa sangat menyesal dan merayu kepada Allah dengan suara yang merendah diri. Doanya dimakbulkan dan baginda dibawa ke tepian pantai. Baginda disediakan dengan sepohon pokok yang rendang.
"Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian is ikut berundi lalu termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, kerana itu Kami anugerahkan keni'matan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (Ash-shaafaat, 37: 139-148)
Apabila Nabi Yunus A.S. kembali sihat, baginda diperintahkan untuk kembali ke tempat asal baginda dan menyelesaikan misi untuk mengubah cara hidup mereka. Ketika itu, penduduk Nineveh menyesal dan mula mengikut seruan nabi. Allah melimpahkan rahmat-Nya dan mencapai kemewahan hidup. Mereka telah mendapat kehidupan baru yang cemerlang.
"...Tatkala mereka (Kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu." (Yunus,10: 98)
Semakin lama penduduk Nineveh sekali lagi mengamalkan gaya hidup yang dipengaruhi syaitan. Mereka telah mula menyembah berhala dan melanggar tatasusila. Akhirnya mereka dimusnahkan oleh Scythians. Nabi Yunus A.S. wafat di Nineveh dan dikebumikan di sana. Mengikut cerita sesetengah ahli sejarah, makamnya terletak di kampung Halmol kira-kira 10 batu dari Hebron.











18. Kisah Nabi Dawud a.s
Nabi Dawud a.s. berasal dari Bani Israil, keturunan Yahudza bin Nabi Yaakub a.s. Nama baginda telah disebut sebanyak 16 kali dalam al-Quran. Baginda adalah nabi dan raja yang mempunyai kerajaan yang diperturunkan kepada puteranya Sulaiman a.s. Mereka dikurniakan kenabian dan kurniaan kebaikan dunia dan akhirat.
"...dan Allah telah memberikan kerajaan dan hikmah kepada Dawud serta mengajarkan apa-apa yang dikehendaki-Nya" (Al-Baqarah, 2: 251)
Nama sebenar baginda ialah Dawud bin Isya bin 'Uwaid. Baginda juga adalah seorang rasul yang dikurniakan dengan kitab samawi iaitu Zabur. Allah telah berfirman yang bermaksud:
"Dan Kami berikan Zabur kepada Dawud" (An-nisa', 4: 163)
Nabi Dawud bersama-sama Thalut
Thalut dilantik menjadi raja kepada Bani Israel kerana mempunyai tubuh yang perkasa dan ilmu yang luas. Namun begitu, penduduk Bani Israel merasakan bahawa beliau tidak layak untuk memegang kuasa tersebut.
Nabi Dawud telah diundang ke istana dan tinggal bersama Thalut kerana raja tersebut begitu tertarik dengan bakat seni yang ada pada baginda. Baginda akan selalu bersama Thalut di istana dan berulang alik menemui bapa baginda untuk menolongnya mengembala kambing.
Nabi Dawud a.s. Menentang Jalut
Pada suatu ketika, terjadi satu peperangan antara rakyat Israel dan Palestin. Tentera Palestin telah dipimpin oleh Jalut, pahlawan yang gagah perkasa tetapi sangat kejam. Maka Thalut pun memilih pasukan yang kuat di kalangan tenteranya untuk menentang Jalut. Nabi Dawud a.s. telah turut serta dalam peperangan tersebut.
Semasa perang berlaku, Jalut telah meminta untuk diadakan pertarungan satu lawan satu. Dia dengan angkuhnya mara ke hadapan dan mencabar musuhnya di pihak Nabi Dawud. Lalu Nabi Dawud a.s. menyambut cabaran tersebut namun diejek kembali oleh Jalut yang merasakan Nabi Dawud a.s. tidak setanding dengannya. Baginda juga dinasihati oleh Thalut supaya tidak bertarung dengan pahlawan yang berpengalaman tersebut. Namun Nabi Dawud a.s. tetap dengan keputusan baginda maka bertarunglah keduanya. Baginda berdoa sebelum bertarung yang bermaksud:
"Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran ke atas diri kami, dan kukuhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (Al-Baqarah, 2: 250)
Dengan izin Allah Nabi Dawud a.s. telah berjaya mengalahkan Jalut walaupun bertubuh kecil berbanding Jalut. Tentera Palestin akhirnya kalah dalam pertempuran dan lari bertempiaran. Nabi Dawud a.s. menjadi Raja
Nabi Dawud a.s. menjadi terkenal di kalangan Bani Israel selepas kejadian tersebut. Baginda telah mendapat anugerah daripada Thalut dan dikahwinkan dengan puteri baginda dan dilantik sebagai ketua Komander angkatan tentera. Namun tidak lama selepas itu, Thalut berasa iri hati dengan pengaruh Nabi Dawud a.s. Salah seorang anak lelaki Thalut mempunyai pekerti yang baik telah memaklumkan baginda tentang perkara tersebut. Selepas kematian Thalut, urusan pemerintahan dikuasai oleh Nabi Dawud a.s. dan seterusnya menjadi raja kepada Bani Israel. Baginda telah mentadbir negara dengan berkesan dan menakluki banyak kawasan. Para penduduk mendapat kemakmuran semasa pemerintahan baginda yang berhati mulia, adil dan bertakwa. Rakyatnya juga menyembah Tuhan yang satu yang mengikut pimpinan yang sebenar.
Penurunan Kitab Zabur
Allah telah menurunkan kitab Zabur kepada Nabi Dawud a.s. Kitab ini mengandungi ajaran untuk memimpin kaum Bani Israel. Allah telah berfirman yang bermaksud:"...Dan kami berikan Zabur kepada Dawud" (An-Nisaa', 4: 163)
Rakyat akan terpegun apabila mendengar Nabi Dawud a.s. membaca ayat-ayat daripada Zabur dengan suara yang amat merdu. Semua kan mengelilinginya termasuk binatang-bintang di muka bumi ini.
Selain itu, Allah juga telah mengurniakan keistimewaan untuk menundukkan gunung ganang supaya bertasbih bersama-samanya dengan bahasa yang tidak difahami oleh manusia biasa. Pengetahuan dan kelebihan itu juga dapat dipraktikkan terhadap burung-burung untuk turut serta bersamanya.
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Dawud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Dawud", " (Saba', 34: 10)
"Sesungguhnya Kami tundukkan gunung-gunung kepadanya, semuanya tasbih pada petang-petang dan pagi-pagi, dan (Kami tundukkan pula) burung-burung yang dikumpulkan, masing-masing banyak kembali kepada Allah." (Shaad, 38: 18-19)


Nabi Dawud a.s. sebagai tukang besi
Nabi Dawud a.s. adalah seorang tukang besi yang mahir. Baginda berupaya melembutkan besi yang keras dan menghasilkan pelbagai bentuk barangan daripadanya. Baginda melakukannya tanpa memakai api atau sebarang alat. Besi yang dilembutkan ada yang dijadikan baju besi yang sangat elok buatannya. Allah berfirman yang bermaksud:
"Dan telah Kami ajarkan kepada Dawud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)." (Al-Anbiya, 21: 80)
"...dan Kami telah melunakkan besi untuknya." (Saba', 34: 10)
Nabi Dawud a.s. adalah seorang pemimpin yang begitu adil dan menggunakan masa sehariannya dengan sempurna. Baginda memperuntukkan hari-hari khusus untuk beribadat, bertugas sebagai hakim, memberi pengajaran kepada kaumnya dan untuk kepentingan peribadi.
Kematian Nabi Dawud a.s.
Nabi Dawud a.s.meninggal dunia pada usia 70 tahun dan dikebumikan di Jurusalem.












19. Kisah Nabi Ilyasa a.s
Ilyasa adalah rasul dari kalangan Bani Israel dari garis keturunan yang sama dengan Musa, Harun serta Ilyas. Nama Ilyasa disebut dalam kisah Ilyas, saat rasul itu dikejar-kejar kaumnya dan bersembunyi di rumah Ilyasa. Maka besar kemungkinan Ilyasa juga tinggal di seputar lembah sungai Yordania. Ketika Ilyas bersembunyi di rumahnya, Ilyasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah menderita sakit. Ilyas membantu menyembuhkan penyakitnya. Setelah sembuh, Ilyasa pun menjadi sahabat Ilyas yang selalu mendampingi untuk menyeru ke jalan kebaikan. Ilyasa melanjutkan tugas tersebut begitu Ilyas meninggal. Ilyasa kemudian mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak lama setelah Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti seruan Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada kalangan itulah Ilyasa tak lelah menyeru ke jalan kebaikan. Dikisahkan bahwa mereka tetap tak mau mendengar seruan Ilyasa, dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang luar biasa















20. Kisah Nabi Ilyas a.s
Selepas kematian Nabi Sulaiman A.S., kerajaan telah mengalami perpecahan. Pengaruh syaitan telah berleluasa. Manusia yang beragama diejek-ejek. Undang-undang Somaria telah membunuh kebanyakan golongan yang mengetahui dan mengikuti akidah yang sebenar. Pengaruh kejahatan menjadi semakin buruk dan Allah telah menghantar Nabi Ilyas A.S. untuk memulihkan manusia pada zaman pemerintahan Raja Ahab dari Israil. Baginda berusaha berusaha bersungguh-sungguh untuk menyelamatkan manusia daripada mempercayai banyak tuhan dan melarang mereka menyembah Tyrian Bal.
Baginda juga menasihati manusia untuk menyembah Allah dan mengelakkan diri daripada melakukan kejahatan. Apabila usahanya tidak dihiraukan dan tidak membuahkan hasil, baginda tiba-tiba muncul sebeum raja dan tukang tiliknya memberitahu yang arus deras dan kebuluran akan melanda negeri tersebut. Baginda juga memberitahu yang Tyrian Bal tidak mempunyai kuasa untuk menahan bencana tersebut. Para penduduk tidak mengendahkan amarannya dan tidak mengubah kepercayaan mereka. Kenabian Nabi Ilyas akhirnya terbukti benar dan seluruh negeri dilanda banjir besar dan rakyat mengalami kebuluran. Selepas dua tahun, Nabi Ilyas memohon Allah mengurniakan belas kasihan dan keampunan-Nya kepada penduduk yang kebuluran itu. Mereka telah mengakui kekuasaan Allah dan berasa sangat menyesal.
Sejurus selepas arus deras berhenti dan Allah telah menarik balik sumpahannya, Allah telah menyuruhnya memanggil al-Yas'a menggantikannya. Baginda melaksanakan perintah Allah dengan penuh ketaatan dan hilang secara misteri. Terdapat satu petikan dalam ayat al-Quran yang bermaksud:
" Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik" (Shaad, 28: 48) .








21. Kisah Nabi Nuh a.s
Keruntuhan Moral
Nabi Adam A.S. telah meninggalkan keturunannya dalam keadaan dalam keadaan sosial dan moral yang baik namun begitu akhirnya mereka mula melupakan ajaran Allah. Mereka mengambil jalan yang salah dan terlibat dalam rasuah dan kerosakan akhlak. Mereka menjadi kedekut, pengikut syaitan dan tamak haloba. Seluruh masyarakat berpecah-belah kepada beberapa bahagian. Keadaan negeri ini menyebabkan berlakunya penindasan dan ketidakadilan dalam negara.
Kedatangan Nabi Nuh A.S.
Ketika keadaan ini berlaku, Allah yang maha berkuasa berkehendakkan manusia kembali menjadi hamba yang taat kepada-Nya. Dia mengutuskan Nuh sebagai utusan-Nya untuk memulihkan semula masyarakat yang telah rosak akhlak yang tinggal di bahagian 'Iraq'. Mereka mempercayai Allah tetapi mereka juga menyukutukan-Nya dengan tuhan-tuhan ciptaan yang lain. Ahli-ahli agama yang mempercayai banyak tuhan ini mengawal sepenuhnya urusan negara. Para penduduk menawarkan diri untuk melakukan pengorbanan dengan nama tuhan-tuhan itu sebagai satu penghormatan. Mereka memperuntukkan sejumlah besar harta mereka untuk tujuan tersebut dan keadaan menjadi semakin teruk.
Nabi Nuh A.S. seperti juga nabi-nabi lain adalah seorang yang ikhlas, soleh, sabar dan boleh dipercayai. Baginda mempunyai keinginan dan keazaman yang kental untuk memulihkan umatnya. Malaikat Jibril telah menyampaikan kepada baginda ajaran daripada Allah dan diarahkan untuk memulihkan umatnya daripada pengaruh syaitan. Nabi Nuh tetap menyeru supaya beriman kepada Allah dan menunjukkan mereka jalan untuk menyembah Tuhan yang satu dan menasihati supaya tidak melakukan kejahatan."Sesungguhnya Kami telah mengutuskan Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-sekali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya" Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah) aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata", Nuh menjawab "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu amanat-amant Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui " ". (Al-A'raaf, 7:59-62)
Sekali lagi dalam ayat Al-Quran ada menyatakan tentang amaran Nabi Nuh dengan mengumumkan:
"Sesungguhnya Kami telah mengutuskan Nuh kepada kaumnya peringatan sebelum dating kepadanya azab yang pedih", Nuh berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu iaitu) sembahlah olehmu Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, necaya Allah akan mengampuni sebahagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu) sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui " (Nuh, 71: 1-4)
Nabi Nuh Ditentang
Kebanyakan penduduk tidak mempercayai Nabi Nuh. Mereka memperbodohkan baginda dan mencemuhnya sebagai orang gila. Mereka menutup telinga apabila disampaikan kepada mereka seruan Allah. Mereka tidak berganjak dari kejahilan mereka dan dengan sombongnya memandang hina nasihatnya supaya berbuat baik. Kaum tersebut sangat degil dan dipengaruhi oleh para ahli agama yang menyebabkan mereka langsung tidak menghiraukan seruan Allah dan menambahkan kebencian dalam diri mereka. Akhirnya Nabi Nuh A.S. telah menangis mengadu kepada Allah.
"Nuh berkata: "Ya Tuhan, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, nescaya mereka akan menyesatkan hamba-hambamu, dan mereka akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi kafir. Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapaku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan"" (Nuh, 71: 26-28)
Persiapan Bahtera
Seterusnya Allah telah membalas doa Nabi Nuh A.S. dengan memerintahkan baginda membina sebuah bahtera. Nabi Nuh A.S. mengetahui bahawa Allah telah merancang menenggelamkan orang-orang yang jahil dan menolak arahan Allah. Oleh sebab itu, Nabi Nuh A.S. mula membina bahtera dan dibantu oleh para pengikutnya dari pagi hingga ke petang. Selepas bahtera telah separuh siap, orang-orang yang tidak beriman tersebut mengetawakan mereka dan mengatakan Nabi Nuh dan pengikutnya gila.
"Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: "Jika kamu megejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)"" (Huud, 11: 38)
Bala Melanda
Apabila bahtera yang besar telah siap, langit menjadi mendung. Hujan mula turun dengan lebatnya. Sungai-sungai dilimpahi air. Air memenuhi merata tempat. Cahaya kilat dan guruh membuatkan semua penduduk berasa takut dan gentar kecuali Nabi Nuh dan para pengikutnya. Dalam Al-Quran ada menerangkan keadaan yang dasyat tersebut.
"Maka kami bukalah pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan kami jadikan bumi jadikan bumi memancarkan mata air - mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan " (Al-Qamar, 54: 11-12)
Nabi Nuh A.S. mengajak keluarga dan para pengikutnya untuk menaiki sampan. Mereka berebut-rebut datang ke bahtera. Terdapat tempat yang istimewa untuk semua makhluk termasuk manusia dan binatang. Bahtera belayar di tengah gelombang yang menggunung sementara arus meningkat laju dan memenuhi rumah-rumah melalui tingkap dan pintu. Banyak rumah yang runtuh menyembah bumi. Setelah mereka cuba berenang sedaya upaya untuk menyelamatkan diri. Anak lelaki Nabi Nuh A.S. telah terpisah daripada baginda kerana tidak mahu beriman kepada Allah. Nabi Nuh A.S. berdoa kepada Allah dan berkata.
"Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata kepada Tuhannya sambil berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang sebenar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya" Allah berfirman: "Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk dalam keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-ku sesuatu yang kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat)Nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan " " (Huud, 11: 45-46)
Sementara itu, air naik semakin tinggi. Seluruh kawasan mengalami banjir dan orang-orang yang tidak beriman tenggelam. Nabi Nuh A. S. dan pengikutnya selamat dalam bahtera dan terapung tanpa digugat oleh gelombang besar. Akhirnya hujan berhenti, air mula surut dan langit kembali cerah.
Nabi Nuh A. S. Dan Pengikutnya Selamat
Nabi Nuh A.S. dan para pengikutnya selamat sampai di suatu tempat yang sesuai. Mereka telah membina rumah-rumah dan bekerja keras membina hidup baru. Generasi seterusnya yang dilahirkan oleh orang-orang yang selamat ini termasuk dalam manusia yang takutkan Allah. Mereka menyembah Allah yang satu dan berkelakuan seperti yang diperintahkan oleh Allah. Nabi Nuh A.S. hidup kira-kira selama 950 tahun. Selepas peristiwa yang dasyat itu, ada di kalangan generasi yang terselamat kadangkala melakukan dosa dan lalai dalam perlakuan.






25. Kisah Nabi Muhammad saw.
Semasa umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah. Bayi yang dilahirkan bakal membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Bapa bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum baginda dilahirkan iaitu sewaktu baginda 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke ka'abah, kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah wujud sebelumnya.
Selepas itu Muhammad disusukan selama beberapa hari oleh Thuwaiba, budak suruhan Abu Lahab sementara menunggu kedatangan wanita dari Banu Sa'ad. Adat menyusukan bayi sudah menjadi kebiasaan bagi bangsawan-bangsawan Arab di Makkah. Akhir tiba juga wanita dari Banu Sa'ad yang bernama Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada mulanya tidak mahu menerima baginda kerana Muhammad seorang anak yatim. Namun begitu, Halimah membawa pulang juga Muhammad ke pedalaman dengan harapan Tuhan akan memberkati keluarganya. Sejak diambilnya Muhammad sebagai anak susuan, kambing ternakan dan susu kambing-kambing tersebut semakin bertambah. Baginda telah tinggal selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa baginda kembali kepada Aminah dan membawa pulang semula ke pedalaman.
Kisah Dua Malaikat dan Pembedahan Dada Muhammad
Pada usia dua tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang muncul sebagai lelaki yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk membedah Muhammad. Pada ketika itu, Halimah dan suaminya tidak menyedari akan kejadian tersebut. Hanya anak mereka yang sebaya menyaksikan kedatangan kedua malaikat tersebut lalu mengkhabarkan kepada Halimah. Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun tiada kesan yang aneh ditemui.
Muhammad tinggal di pedalaman bersama keluarga Halimah selama lima tahun. Selama itu baginda mendapat kasih sayang, kebebasan jiwa dan penjagaan yang baik daripada Halimah dan keluarganya. Selepas itu baginda dibawa pulang kepada datuknya Abdul Mutallib di Makkah.
Datuk baginda, Abdul Mutallib amat menyayangi baginda. Ketika Aminah membawa anaknya itu ke Madinah untuk bertemu dengan saudara-maranya, mereka ditemani oleh Umm Aiman, budak suruhan perempuan yang ditinggalkan oleh bapa baginda. Baginda ditunjukkan tempat wafatnya Abdullah serta tempat dia dikuburkan.
Sesudah sebulan mereka berada di Madinah, Aminah pun bersiap sedia untuk pulang semula ke Makkah. Dia dan rombongannya kembali ke Makkah menaiki dua ekor unta yang memang dibawa dari Makkah semasa mereka datang dahulu. Namun begitu, ketika mereka sampai di Abwa, ibunya pula jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia lalu dikuburkan di situ juga.
Muhammad dibawa pulang ke Makkah oleh Umm Aiman dengan perasaan yang sangat sedih. Maka jadilah Muhammad sebagai seorang anak yatim piatu. Tinggallah baginda dengan datuk yang dicintainya dan bapa-bapa saudaranya.
"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk" (Surah Ad-Dhuha, 93: 6-7)
Abdul Mutallib Wafat
Kegembiraannya bersama datuk baginda tidak bertahan lama. Ketika baginda berusia lapan tahun, datuk baginda pula meninggal dunia. Kematian Abdul Mutallib menjadi satu kehilangan besar buat Bani Hashim. Dia mempunyai keteguhan hati, berwibawa, pandangan yang bernas, terhormat dan berpengaruh dikalangan orang Arab. Dia selalu menyediakan makanan dan minuman kepada para tetamu yang berziarah dan membantu penduduk Makkah yang dalam kesusahan.
Muhammad diasuh oleh Abu Talib
Selepas kewafatan datuk baginda, Abu Talib mengambil alih tugas bapanya untuk menjaga anak saudaranya Muhammad. Walaupun Abu Talib kurang mampu berbanding saudaranya yang lain, namun dia mempunyai perasaan yang paling halus dan terhormat di kalangan orang-orang Quraisy.Abu Talib menyayangi Muhammad seperti dia menyayangi anak-anaknya sendiri. Dia juga tertarik dengan budi pekerti Muhammad yang mulia.
Pada suatu hari, ketika mereka berkunjung ke Syam untuk berdagang sewaktu Muhammad berusia 12 tahun, mereka bertemu dengan seorang rahib Kristian yang telah dapat melihat tanda-tanda kenabian pada baginda. Lalu rahib tersebut menasihati Abu Talib supaya tidak pergi jauh ke daerah Syam kerana dikhuatiri orang-orang Yahudi akan menyakiti baginda sekiranya diketahui tanda-tanda tersebut. Abu Talib mengikut nasihat rahib tersebut dan dia tidaak banyak membawa harta dari perjalanan tersebut. Dia pulang segera ke Makkah dan mengasuh anak-anaknya yang ramai. Muhammad juga telah menjadi sebahagian dari keluarganya. Baginda mengikut mereka ke pekan-pekan yang berdekatan dan mendengar sajak-sajak oleh penyair-penyair terkenal dan pidato-pidato oleh penduduk Yahudi yang anti Arab.
Baginda juga diberi tugas sebagai pengembala kambing. Baginda mengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Baginda selalu berfikir dan merenung tentang kejadian alam semasa menjalankan tugasnya. Oleh sebab itu baginda jauh dari segala pemikiran manusia nafsu manusia duniawi. Baginda terhindar daripada perbuatan yang sia-sia, sesuai dengan gelaran yang diberikan iaitu "Al-Amin".
Selepas baginda mula meningkat dewasa, baginda disuruh oleh bapa saudaranya untuk membawa barang dagangan Khadijah binti Khuwailid, seorang peniaga yang kaya dan dihormati. Baginda melaksanakan tugasnya dengan penuh ikhlas dan jujur. Khadijah amat tertarik dengan perwatakan mulia baginda dan keupayaan baginda sebagai seorang pedagang. Lalu dia meluahkan rasa hatinya untuk berkahwin dengan Muhammad yang berusia 25 tahun ketika itu. Wanita bangsawan yang berusia 40 tahun itu sangat gembira apabila Muhammad menerima lamarannya lalu berlangsunglah perkahwinan mereka berdua. Bermulalah lembaran baru dalam hidup Muhammad dan Khadijah sebagai suami isteri.Penurunan Wahyu Pertama
Pada usia 40 tahun, Muhammad telah menerima wahyu yang pertama dan diangkat sebagai nabi sekelian alam. Ketika itu, baginda berada di Gua Hira' dan sentiasa merenung dalam kesunyian, memikirkan nasib umat manusia pada zaman itu. Maka datanglah Malaikat Jibril menyapa dan menyuruhnya membaca ayat quran yang pertama diturunkan kepada Muhammad.
"Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan" (Al-'Alaq, 96: 1)
Rasulullah pulang dengan penuh rasa gementar lalu diselimuti oleh Khadijah yang cuba menenangkan baginda. Apabila semangat baginda mulai pulih, diceritakan kepada Khadijah tentang kejadian yang telah berlaku.
Kemudian baginda mula berdakwah secara sembunyi-sembunyi bermula dengan kaum kerabatnya untuk mengelakkan kecaman yang hebat daripada penduduk Makkah yang menyembah berhala. Khadijah isterinya adalah wanita pertama yang mempercayai kenabian baginda. Manakala Ali bin Abi Talib adalah lelaki pertama yang beriman dengan ajaran baginda.Dakwah yang sedemikian berlangsung selama tiga tahun di kalangan keluarganya sahaja.
Dakwah Secara Terang-terangan
Setelah turunnya wahyu memerintahkan baginda untuk berdakwah secara terang-terangan, maka Rasulullah pun mula menyebarkan ajaran Islam secara lebih meluas."Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik." (Al-Hijr, 15:94)
Namun begitu, penduduk Quraisy menentang keras ajaran yang dibawa oleh baginda. Mereka memusuhi baginda dan para pengikut baginda termasuk Abu Lahab, bapa saudara baginda sendiri. Tidak pula bagi Abu Talib, dia selalu melindungi anak saudaranya itu namun dia sangat risau akan keselamatan Rasulullah memandangkan tentangan yang hebat dari kaum Quraisy itu. Lalu dia bertanya tentang rancangan Rasulullah seterusnya. Lantas jawab Rasulullah yang bermaksud:
"Wahai bapa saudaraku, andai matahari diletakkan diletakkan di tangan kiriku dan bulan di tangan kananku, agar aku menghentikan seruan ini, aku tidak akan menghentikannya sehingga agama Allah ini meluas ke segala penjuru atau aku binasa kerananya"
Baginda menghadapi pelbagai tekanan, dugaan, penderitaan, cemuhan dan ejekan daripada penduduk-penduduk Makkah yang jahil dan keras hati untuk beriman dengan Allah. Bukan Rasulullah sahaja yang menerima tentangan yang sedemikian, malah para sahabatnya juga turut merasai penderitaan tersebut seperti Amar dan Bilal bin Rabah yang menerima siksaan yang berat.
Kewafatan Khadijah dan Abu Talib
Rasulullah amat sedih melihat tingkahlaku manusia ketika itu terutama kaum Quraisy kerana baginda tahu akan akibat yang akan diterima oleh mereka nanti. Kesedihan itu makin bertambah apabila isteri kesayangannya wafat pada tahun sepuluh kenabiaannya. Isteri bagindalah yang tidak pernah jemu membantu menyebarkan Islam dan mengorbankan jiwa serta hartanya untuk Islam. Dia juga tidak jemu menghiburkan Rasulullah di saat baginda dirundung kesedihan.
Pada tahun itu juga bapa saudara baginda Abu Talib yang mengasuhnya sejak kecil juga meninggal dunia. Maka bertambahlah kesedihan yang dirasai oleh Rasulullah kerana kehilangan orang-orang yang amat disayangi oleh baginda.
Penghijrahan Ke Madinah
Tekanan daripada orang-orang kafir terhadap perjuangan Rasulullah semakin hebat selepas pemergian isteri dan bapa saudara baginda. Maka Rasulullah mengambil keputusan untuk berhijrah ke Madinah berikutan ancaman daripada kafir Quraisy untuk membunuh baginda.
Rasulullah disambut dengan meriahnya oleh para penduduk Madinah. Mereka digelar kaum Muhajirin manakala penduduk-penduduk Madinah dipanggil golongan Ansar. Seruan baginda diterima baik oleh kebanyakan para penduduk Madinah dan sebuah negara Islam didirikan di bawah pimpinan Rasulullas s.a.w sendiri.
Negara Islam Madinah
Negara Islam yang baru dibina di Madinah mendapat tentangan daripada kaum Quraisy di Makkah dan gangguan dari penduduk Yahudi serta kaum bukan Islam yang lain. Namun begitu, Nabi Muhammad s.a.w berjaya juga menubuhkan sebuah negara Islam yang mengamalkan sepenuhnya pentadbiran dan perundangan yang berlandaskan syariat Islam. Baginda dilantik sebagai ketua agama, tentera dan negara. Semua rakyat mendapat hak yang saksama. Piagam Madinah yang merupakan sebuah kanun atau perjanjian bertulis telah dibentuk. Piagam ini mengandungi beberapa fasal yang melibatkan hubungan antara semua rakyat termasuk kaum bukan Islam dan merangkumi aspek politik, sosial, agama, ekonomi dan ketenteraan. Kandungan piagam adalah berdasarkan wahyu dan dijadikan dasar undang-undang Madinah.
Islam adalah agama yang mementingkan kedamaian. Namun begitu, aspek pertahanan amat penting bagi melindungi agama, masyarakat dan negara. Rasulullah telah menyertai 27 kali ekspedisi tentera untuk mempertahan dan menegakkan keadilan Islam. Peperangan yang ditempuhi baginda ialah Perang Badar (623 M/2 H), Perang Uhud (624 M/3 H), Perang Khandak (626 M/5 H) dan Perang Tabuk (630 M/9 H). Namun tidak semua peperangan diakhiri dengan kemenangan.
Pada tahun 625 M/ 4 Hijrah, Perjanjian Hudaibiyah telah dimeterai antara penduduk Islam Madinah dan kaum Musyrikin Makkah. Maka dengan itu, negara Islam Madinah telah diiktiraf. Nabi Muhammad s.a.w. juga telah berjaya membuka semula kota Makkah pada 630 M/9 H bersama dengan 10 000 orang para pengikutnya.
Perang terakhir yang disertai oleh Rasulullah ialah Perang Tabuk dan baginda dan pengikutnya berjaya mendapat kemenangan. Pada tahun berikutnya, baginda telah menunaikan haji bersama-sama dengan 100 000 orang pengikutnya. Baginda juga telah menyampaikan amanat baginda yang terakhir pada tahun itu juga. Sabda baginda yang bermaksud:
"Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahawa Tuhan kamu Maha Esa dan kamu semua adalah daripada satu keturunan iaitu keturunan Nabi Adam a.s. Semulia-mulia manusia di antara kamu di sisi Allah s.w.t. ialah orang yang paling bertakwa. Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara dan kamu tidak akan sesat selama-lamanya selagi kamu berpegang teguh dengan dua perkara itu, iaitu kitab al-Quran dan Sunnah Rasulullah."
Kewafatan Nabi Muhammad s.a.w
Baginda telah wafat pada bulan Jun tahun 632 M/12 Rabiul Awal tahun 11 Hijrah. Baginda wafat setelah selesai melaksanakan tugasnya sebagai rasul dan pemimpin negara. Baginda berjaya membawa manusia ke jalan yang benar dan menjadi seorang pemimpin yang bertanggungjawab, berilmu dan berkebolehan. Rasulullah adalah contoh terbaik bagi semua manusia sepanjang zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar